Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Evaluasi Mitigasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

25 September 2021   12:28 Diperbarui: 26 September 2021   12:45 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kondisi pembelajaran tatap muka siswa SD. Foto: Kompas.com/Garry Lotulung

Munculnya kasus Covid-19 dari cluster sekolah tentunya harus segera dievaluasi dan ditindaklanjuti baik oleh satuan pendidikan maupun pemerintah daerah. Penutupan sementara PTMT adalah sebuah langkah yang tepat sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19 menyebar ke pendidik, tenaga kependidikan, atau peserta didik yang lain. 

Satgas Covid-19 di daerah dan di satuan pendidikan perlu melakukan evaluasi terhadap mitigasi PTMT dan protokol kesehatan yang telah dilakukan di satuan pendidikan. Jika ditemukan masih ada kelemahan, celah, atau potensi terhadap munculnya kasus baru Covid-19, maka harus dilakukan perbaikan atau peningkatan.

Prokes harus semakin diperketat. Satgas Covid-19 di satuan pendidikan harus semakin tegas terhadap penegakkan prokes. Orang tua, wali kelas, dan guru jangan bosan-bosan untuk terus mengingatkan peserta didik agar mematuhi prokes. 

Setelah pembelajaran selesai, mereka wajib pulang ke rumah masing-masing, hindari kerumunan atau nongkrong di tempat keramaian. Masyarakat yang melihat pelajar berkerumun juga harus proaktif mengingatkan atau membubarkan mereka. Jika tidak berani membubarkan, minimal mereka melaporkannya kepada aparat yang berwenang agar membubarkan pelajar yang berkerumun.

Seiring dengan kebijakan PPKM, kasus Covid-19 telah mengalami pelandaian. Dengan adanya kasus Covid-19 cluster sekolah, beberapa rumah sakit melaporkan merawat pasien Covid-19 yang berasal dari anak-anak atau pelajar. Hal ini tentunya akan berpotensi terhadap kenaikan kembali jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

Pada dasarnya setiap jenjang pendidikan, baik dasar, menengah, maupun tinggi menghadapi risiko penyebaran Covid-19. Walau demikian, menurut saya, risiko yang paling tinggi ada pada jenjang pendidikan dasar, khususnya SD/sederajat mengingat peserta didiknya banyak yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, belum mandiri, dan masih sangat ketergantungan terhadap bimbingan dari orang tua dan guru. 

Oleh karena itu, orang tua harus semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anaknya. Perlengkapan seperti masker, hand sanitizer, perlengkapan prokes lainnya harus benar-benar dibawa dan digunakan oleh anak. Begitu pun di satuan pendidikan, prokes harus makin diperketat.

Oleh: IDRIS APANDI

(Anggota Dewan Pendidikan Jawa Barat 2019-2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun