Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Social Power sebagai Social Capital Dalam Penanganan Pandemi Covid-19

10 Juli 2021   00:30 Diperbarui: 10 Juli 2021   01:10 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kondisi saat ini memang memerlukan kepedulian semua pihak. Warga bergandengan tangan untuk saling membantu antara satu dengan yang lain. Abaikan dulu perbedaan pandangan politik yang telah membuat masyarakat terbelah hingga saat ini. Masyarakat pun perlu bersatu melawan hoaks terkait dengan Covid-19.

Banyak rumah sakit yang kekurangan tenaga kesehatan untuk menangani pasien Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah membuka kesempatan kepada setiap warga negara untuk menjadi relawan. Selain relawan kesehatan, relawan sosial, atau relawan kemanusiaan pun diperlukan. 

Mereka adalah orang-orang yang bergerak di lapangan, ikut melakukan tugas-tugas kemanusiaan melawan Covid-19, seperti melakukan sosialisasi, penyuluhan, atau bantuan teknis kepada pasien Covid-19 dan warga yang sedang menjalani isoman.

Media memiliki perana penting dalam membangun social power dalam menangani pandemi ini. Pihak media bisa membuka atau menampung bantuan sosial untuk membantu pasien atau orang-orang terpapar Covid-19.

Membantu menyampaikan berita-berita yang dapat memberikan optimisme kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19 maupun terpapar Covid-19 sekaligus ikut menangkal hoaks seputar Covid-19.

Social power bukan hanya diorientasikan untuk membantu pasien atau orang yang menjalani isoman, tetapi juga bagi orang yang terdampak pandemi Covid-19, seperti buruh-buruh yang di PHK, orang yang kehilangan pekerjaan, atau usahanya terpuruk. Tetangga dengan tetangga saling memperhatikan. Jangan sampai ada yang mengalami krisis pangan. Pengurus RT, RW, dan Karang Taruna memiliki peran penting dalam menggalang social power sebagai wujud solidaritas sosial warga masyarakat.

Bagi kalangan yang mampu secara ekonomi, keikutsertaannya dalam social power sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya (social responsibilities) karena dia diberikan kelebihan materi. 

Alangkah ironisnya jika dia tidak menunjukkan solidaritasnya terhadap sesama di saat kondisi sulit saat ini. Walau pun misalnya dalam kondisi yang juga sulit seperti bisnisnya terdampak pandemi, tetapi dia lebih beruntung dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lebih terpuruk. Mari bangun social power sebagai social capital dalam menangani pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun