Saya bisa memberikan pandangan, analisis, atau kajian pada buku tersebut. Tidak lupa saya pun pasti memberikan apresiasi dan motivasi kepada penulis buku. Hingga saat ini sudah ada belasan buku yang saya buat pengantarnya.
Saya pada dasarnya tidak pilih-pilih dalam memberikan pengantar buku. Tentunya buku yang relevan dengan kompetensi saya yang banyak berkiprah dalam dunia pendidikan. Sebelum membuat pengantar, saya biasanya membaca judul dan daftar isi buku. Jika diperlukan, saya membaca isinya dulu secara sepintas agar pengantar yang saya buat sesuai dengan isi buku. Walau kadang saya menilai isi tulisannya (maaf) masih kurang bermutu, tapi saya tetap berikan pengantarnya dengan pertimbangan supaya menjadi motivasi bagi penulisnya untuk meningkatkan mutu tulisannya.
Saya berupaya membuat pengantar buku secepat mungkin, kecuali jika saya sibuk. Saya biasanya saya meminta waktu kepada penulis supaya dia bersabar menunggu pengantar dari saya. Pada umumnya mereka menunggunya dengan sabar, tapi ada juga penulis yang pada akhirnya batal meminta pengantar dari saya karena mungkin kelamaan kalau menunggu pengantar dari saya yang saat itu sedang sibuk dengan sebuah pekerjaan.
Menurut saya, orang yang dimintai pengantar adalah orang yang terpilih dan dinilai mudah untuk dimintai pengantar karena mungkin saja ada orang yang dinilai kompeten dan relevan memberi pengantar buku tapi cenderung selektif bahkan sulit memberikannya dengan berbagai alasan. Walau tidak ada ketentuan sebuah buku harus mencantumkan pengantar dari pihak tertentu, tetapi adanya pengantar pada buku bisa menjadi sebuah kebanggaan bagi penulis dan pihak yang dimintai pengantar. Pengantar pada buku orang lain bisa juga menjadi promosi gratis bagi pembuat pengantar untuk semakin dikenal publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H