Jangan sampai kerukunan dan kebersamaan umat Islam dalam melaksanakan ibadah puasa ramadan terganggu gara-gara soal toa. Keluhan seseorang atau figur tertentu terkait suara toa yang terasa mengganggu pada waktu sahur menurut saya jangan pula dijadikan sebuah generalisasi. Jangan sampai toa dilarang untuk membangunkan sahur. Begitu pun setelah tarawih, jika ada kegiatan tadarusan, dipertimbangkan jangan menggunakan toa lewat dari pukul 9 malam karena ada warga yang mau istirahat. Intinya, kembangkan sikap toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai. Setiap tempat atau daerah memiliki karakter masing-masing, termasuk dalam menyikapi masalah toa tersebut.
Diakui atau tidak, sisi baik dari adanya toa adalah alat tersebut bisa ikut mendukung syiar ramadan. Terasa adem jika dari masjid dan musala terdengar suara orang tadarusan walau hanya suara dari MP3 atau Youtube. Begitu pula terdengar orang yang ceramah subuh. Warga yang tidak hadir di masjid atau musala bisa ikut mendengarkannya. Gunakan toa dengan bijak, jaga kerukunan umat, dan gapai hikmah ramadan. Selamat menunaikan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H