Dalam konteks literasi, kondisi pandemi mendorong guru untuk menguasai literasi digital. Mereka menjadi tahu nama-nama aplikasi yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran daring termasuk cara menggunakannya. Pengelolaan kelas saat ini sudah banyak menggunakan Learning Management System (LMS) seperti google classroom. Â
Penguasaan literasi digital akan menjadi tuntutan di era digitalasi pendidikan yang akan digulirkan mulai tahun 2021. Guru dapat menyusun atau membuat materi ajar secara digital.Â
Kegiatan belajar virtual atau daring akan menjadi tren di masa depan. Walau demikian, kegiatan belajar tata muka tetap menjadi pilihan utama, karena peran guru bukan hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran (transfer of knowledge) tapi juga transformasi nilai-nilai (transformation of value).
Kemendikbud, organisasi profesi guru, komunitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau dunia usaha, khususnya yang bergerak dalam teknologi dapat bersinergi atau berkolaborasi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan literasi digital.Â
Hal ini bertujuan agar peningkatan kemampuan literasi digital guru dapat lebih cepat dilakukan dan bisa merambah ke banyak sasaran, karena jumlah guru di Indonesia lebih dari 3 juta orang. Semuanya memerlukan perhatian, apalagi guru-guru yang jarang mendapatkan pelatihan dan guru-guru yang bertugas di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Selain penambahan infrastruktur jaringan internet, perlu juga diprogramkan bantuan perangkat teknologi seperti laptop atau tablet kepada guru-guru untuk menunjang pembelajaran daring bagi mereka. Apakah hal tersebut bisa dilakukan? Menurut saya, hal tersebut bisa dilakukan sepanjang pemerintah memiliki political will yang tinggi dalam peningkatan mutu guru.
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H