Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bisakah Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada Masa PJJ?

30 Oktober 2020   21:31 Diperbarui: 28 Mei 2021   10:27 4145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru sedang berkomunikasi dengan siswa saat proses belajar mengajar (PBM) melalui aplikasi media daring di Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/4/2020). | Sumber:ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

Guru yang bertindak sebagai peneliti pun menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. Pada umumnya bentuknya adalah soal tes dan lembar observasi.

Tahap pelaksanaan bersamaan dengan tahap observasi. Guru yang bertindak sebagai peneliti melaksanakan tindakan kepada kelas yang menjadi sasarannya, sedangkan observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang diminta atau bersedia menjadi observer (pengamat). 

Di sinilah tantangannya, karena karakter kelas virtual tentunya berbeda dengan kelas tatap muka. Guru bisa menggunakan aplikasi video conference (vicon) seperti Zoom sebagai sarana untuk melaksanakan tindakan, tetapi dia tidak bisa leluasa melakukan tindakan yang telah disiapkannya. 

Misalnya apakah guru bisa memantau kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung? Apakah dia bisa memastikan bahwa semua peserta didiknya "hadir" di kelas, karena pada kelas maya bisa saja peserta didik hadir di awal sesi pembelajaran dengan cara menghidupkan kamera video pada laptop, lalu mematikan videonya dan tertidur.

Guru mungkin saja mewajibkan semua peserta didik untuk menghidupkan kamera pada saat vicon, tetapi apakah mereka sanggup melakukannya berhubung dengan beban kuota internet yang besar kalau vicon dilaksanakan misalnya selama 2 (dua) jam? 

Pengalaman saya pribadi, kalau vicon selama 2 (dua) jam dengan kamera diaktifkan, data yang dihabiskan bisa mencapai 2-3 Giga Byte (GB).

Baca juga: Optimalisasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Selama Pandemi

Misalnya kalau guru akan membimbing siswa pada diskusi kelompok virtual dengan menggunakan Zoom, bisa menggunakan menu break out room atau pembagian kelompok. 

Masalahnya adalah menu tersebut hanya ada pada Zoom dengan tipe premium, bukan tipe gratisan. Kalau menggunakan Zoom tipe gratisan waktunya hanya 40 menit saja. 

Hal ini tentunya akan membatasi guru dalam melakukan tindakan. Guru pasti akan merasa dikejar-kejar waktu. Belum tentu juga setiap guru mampu mengelola Zoom dengan memanfaatkan break out room, karena memang perlu kemampuan khusus untuk melakukannya. 

Para peserta didik pun belum tentu bisa mengikuti pembelajaran daring mengingat ada yang memiliki keterbatasan sarana, akses sinyal, dan kuota internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun