Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Peringatan Hari Guru Sedunia: Penguatan Kreativitas Guru dalam PJJ di Era Pandemi

5 Oktober 2020   17:03 Diperbarui: 5 Oktober 2020   17:08 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

REFLEKSI PERINGATAN HARI GURU SEDUNIA:

PENGUATAN KREATIVITAS GURU DALAM PJJ DI ERA PANDEMI

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Penguatan Guru Penggerak di Era Merdeka Belajar)

Saat ini guru-guru hampir di seluruh dunia menghadapi tantangan yang sama, yaitu mengajar ditengah pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak awal 2020. Pandemi Covid-19 memaksa sekolah ditutup (sementara). Pembelajaran yang awalnya tatap muka diganti dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) baik menggunakan moda luar jaringan (luring/offline), dalam jaringan (daring/online) atau kombinasi daring dan luring (blended).

Walau PJJ bukan hal yang baru, tetapi saya yakin tidak tidak seorang pun, termasuk guru yang menyangka bahwa pandemi ini bisa terjadi selama berbulan-bulan sehingga PJJ pun dilakukan selama berbulan-bulan. Pada awal PJJ, diakui atau tidak, banyak guru yang bingung dan tergopoh-gopoh dalam melaksanakan PJJ. 

Awalnya banyak yang mengartikan bahwa PJJ di masa pandemi dilaksanakan secara daring/online. Guru banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa melalui Grup WA, sehingga hal tersebut menimbulkan keluhan peserta didik dan orang tuanya. Kendala lain yang dihadapi yaitu; tidak setiap peserta didik atau orang tua memiliki smartphone/laptop, akses sinyal internet yang terbatas, hingga beratnya beban biaya untuk membeli kuota data/internet.

Dalam perkembangannya, PJJ bukan hanya dilakukan secara daring, tetapi juga secara luring atau secara kombinasi daring-luring. Guru tidak lagi banyak memberikan tugas-tugas yang memberatkan peserta didik, tetapi disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan di lapangan. Pembelajaran lebih fokus kepada pembentukan karakter dan menanamkan kecakapan hidup (life skill). Penilaian dan umpan balik lebih difokuskan secara kualitatif. Pembelajaran tidak dipaksakan untuk mencapai semua Kompetensi Dasar (KD), tetapi disesuaikan dengan kondisi masing-masing peserta didik.

PJJ daring bukannya menjadikan tugas guru semakin ringan, tetapi semakin berat, karena mereka harus menguasai Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK) seperti Zoom, Webex, dan Google Classroom. Guru yang telah puluhan tahun mengajar dan gaptek terhadap TIK harus berjuang keras, belajar dan beradaptasi dengan cepat TIK agar bisa mengajar para peserta didiknya. PJJ daring tidak dibatasi waktu (jam pelajaran) seperti pembelajaran tatap muka, tetapi bisa berlangsung lebih dari jam tatap muka.

Di luar jam tatap muka, para guru harus masih harus melayani peserta didik dan orang tua yang konsultasi, bahkan mereka memantau dan memeriksa tugas-tugas para peserta didiknya sampai larut malam. Mereka pun harus menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada para peserta didik.

Mereka harus pandai membuat video pembelajaran, menjadi presenter dadakan, aktor atau aktris dadakan karena harus beraksi di depan kamera. Bagi guru-guru yang melek TIK, hal tersebut bukan hal yang sulit, tetapi bagi guru yang gaptek TIK, hal tersebut menjadi tantangan yang cukup serius. Oleh karena itu, jika ada yang mengatakan atau berpendapat guru makan gaji buta selama pandemi Covid-19, menurut saya, pernyataan tersebut tidak bijaksana dan tidak mengapresiasi upaya serta kerja keras guru dalam PJJ selama pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun