Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menilik Diri melalui FIlm Tilik

21 Agustus 2020   22:29 Diperbarui: 21 Agustus 2020   22:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diakui atau tidak, ada "keasyikan" tersendiri saat menggunjing keburukan orang lain. Seolah para penggunjing itu adalah orang-orang yang bersih dari cacat atau aib. Seolah mereka bersih dari kesalahan dan tidak memiliki kekurangan. Padahal, dia sendiri mungkin memiliki aib atau yang sama, hanya belum sial atau terbongkar saja. Di era media sosial saat ini, para warganet (netizen) banyak hakim yang menjadi hakim yang begitu kejam terhadap kesalahan yang dibuat oleh orang lain dan "membantu" memviralkannya. Di era media sosial ini, kesalahan seseorang kadang dibuat viral dengan alasan sebagai bentuk sanksi sosial dan sebagai bentuk pelajaran agar jangan ditiru (walau ternyata justru banyak meniru melakukan kesalahan serupa). Komentar-komentar pedas pun ditulis para netizen yang "maha benar"pada kolom komentar.

Dalam konteks hukum, fitnah dan adu domba bisa terkena delik pidana, perbuatan yang tidak menyenangkan, atau terjerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Oleh karena itu, setiap orang harus hati-hati dan bijak dalam bermedia sosial. Jangan menyebarkan informasi kalau informasi tersebut kurang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, tidak bermanfaat, provokatif, dan berbau SARA, dan berpotensi memecah belah masyarakat.

Tentang hal ini, Allah SWT berfirman "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat ayat 12).

Diakui atau tidak, ada mentalitas bu Tedjo dalam jiwa saya, Anda, dan kita semua. Oleh karena itu, mari jadikan pesan film Tilik sebagai sarana untuk merefleksi diri, memperbaiki diri, memohon ampun kepada Tuhan atas gosip-gosip yang pernah dilakukan, dan meminta maaf kepada orangnya secara langsung. Astaghfirullaahaladhiim.

Oleh: IDRIS APANDI

(Pemerhati Masalah Sosial)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun