Walau demikian, era pandemi ini memang menjadi tantangan bagi kepala sekolah dan guru untuk kreatif mengelola pembelajaran, khususnya bagi para siswa baru yang biasanya mendapatkan sentuhan guru-gurunya di sekolah yang baru.Â
Kepala sekolah harus siap dengan berbagai alternative PJJ yang digunakan, baik daring, luring, ataupun kombinasi daring dan luring.
Guru perlu menyiapkan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan. Selain ada materi yang mengacu kepada kurikulum 2013 atau kurikulum new normal, juga bisa meramu materi yang berorientasi kepada kecakapan hidup (life skill) dan penguatan Pendidikan Pendidikan Karakter (PPK).
Hasil Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Mei 2020 menunjukkan bahwa walau 80% anak rindu untuk sekolah, tapi justru 80% orang tua menolak anaknya untuk kembali ke sekolah, karena takut anaknya tertular Covid-19.Â
Hal ini menunjukkan bahwa ada pertentangan, di satu sisi, anak jenuh dengan PJJ, tapi di sisi lain, orang tua menolak, dan di sisin lain juga, orang tua banyak yang mengeluh kesulitan mendampingi anak-anaknya di rumah. Hal ini menjadi dilema dalam PJJ.Â
Oleh karena itu, kembali guru yang menjadi kunci untuk mengatur skenario pembelajaran dari rumah untuk mengusir stress dan kebosanan siswa, dan di sisi lain bisa bermitra dengan orang tua dalam mendampingi dan mengawasi kegiatan belajar dari rumah, apalagi mengelola peserta didik baru dimana guru pun belum mengetahui karakteristik masing-masing anak didiknya. Wallaahu a'lam.
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H