"Iya pak, kita bikin 20 buah saja." Istriku menjawab dengan nada datar.
Sinar matahari sudah berada di atas kepala. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00. Selepas salat duhur, istriku dibantu Ayu meracik bahan-bahan yang yang akan dibuat es pisang ijo.Â
"Bu nanti kalau udah selesai es pisang ijonya, mau aku foto dan mau aku tawarkan kepada teman-teman di grup WA." Ucap Rendi kepada ibunya.Â
"Iya Ren." Ucap istriku, singkat pada Rendi.
Pukul 15.00, es pisang ijo pun jadi. "Rendi, nih es nya sudah jadi. Bukannya mau di foto dulu?" Ucap istriku memanggil Rendi yang sedang tiduran di tengah rumah.Â
"Iya bu, sebentar Rendi ke dapur." Rendi pun mendatangi ibunya sambil membawa HP, walau HP yang dimilikinya bukanlah HP model terbaru, tapi lumayan bisa untuk memotret. Â
"Nanti Rendi edit-edit ya biar terlihat menarik fotonya." Ucap Rendi pada ibunya.Â
"Terserah kamu nak, ibu mah gak paham urusan begituan." Istriku menimpali ucapan Rendi. "Siap bu." Ucap Rendi dengan penuh semangat.
Rendi pun memotret es pisang ijo dan mengedit-editnya. Anak zaman sekarang memang lebih pintar urusan menggunakan dibandingkan dengan orang tua. Tidak perlu waktu lama. Rendi pun selesai mengedit foto es pisang ijo buatan ibunya. "Alhamdulillah, selesai. Sekarang siap dishare ke teman-teman di grup WA terus di FB, dan IG." Ucapnya dengan penuh bangga.
"Ren, coba bikin kalimatnya yang bagus, biar menarik pembeli." Aku mengingatkan anakku. "Baik pak, saya buat dulu." Ucap Rendi kepadaku.Â
Beberapa saat kemudian, Rendi datang padaku. "Ini pak, sudah jadi tulisannya. Coba sama Bapak baca dulu. Siapa tahu ada yang kurang" Ucapnya sambil memperlihatkan tulisan yang ada di HP-nya.Â