Pada dasarnya guru boleh saja menggunakan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tapi ya itu tadi masalahnya, guru (maaf) malas untuk mengubah atau memofifikasinya dengan berbagai alasan. Bahkan kadang nama sekolah, nama kepala sekolah, atau nama gurunya pun belum diganti karena keburu mau dijilid dan disupervisi kepala sekolah atau pengawas.
Format RPP 1 lembar walau pun ada contohnya berupa deskripsi atau tabel, guru diberikan kebebasan untuk menyusun sesuai dengan kreativitasnya, misalnya dalam bentuk peta konsep (mind map), atau bagan. Kadang, karena contoh awalnya dalam bentuk atau format tertentu, maka guru menjadi kurang kreatif atau kurang tertantang memodifikasinya, atau karena takut disalahkan oleh kepala sekolah atau pengawas gara-gara beda format atau bentuk. RPP yang bagus adalah RPP yang dilaksanakan dalam pembelajaran, bukan yang indah di atas kertas.
Pascadiberlakukannya RPP 1 lembar, di grup-grup WA berseliweran contoh-contoh RPP 1 lembar. Hal ini di satu sisi menjadi panduan bagi guru untuk dikembangkan, tetapi di sisi lain, bagi guru yang (maaf) malas, tetap saja dicopas. Adanya kebijakan RPP 1 lembar jangan hanya dipahami sebagai bentuk penyederhanaan administrasi guru, tetapi lebih kepada perlu perubahan paradigma guru dalam pembelajaran, karena mau RPP hanya 1 lembar pun, kalau pola piker guru belum berubah, maka dia akan tetap menjadi mental pengcopas. Sebagai guru profesional plus tambahan istilah yang saat ini tren seperti guru pemelajar dan guru penggerak, saya kira para guru perlu semakin menunjukkan profesionalismenya.
Menurut saya, tidak menjadi masalah RPP mau 1 lembar, belasan, atau puluhan lembar. Yang penting adalah bagaimana RPP itu dibuat sendiri oleh guru, memiliki "ruh" atau terjiwai, dan dilaksanakan oleh guru secara de facto dalam kegiatan pembelajaran. Selamat mengajar dengan merdeka, dan selamat menggerakan proses pembelajaran secara aktif, efektif, dan menyenangkan. Wallaahu a'lam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H