Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Model Inquiry dan Discovery dalam Pembelajaran Abad 21

5 Juli 2019   10:15 Diperbarui: 30 Juni 2021   00:07 6400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Implementasi Model Inquiry dan Discovery dalam Pembelajaran Abad 21 (unsplash/green chameleon)

IMPLEMENTASI MODEL INQUIRY DAN DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Sejalan dengan impelementasi kurikulum 2013, model pembelajaran inquiry (mencari) dan discovery (menemukan) merupakan dua model pembelajaran yang disarankan untuk dilaksanakan guru dalam pembelajaran. 

Mengapa? Karena dua model pembelajaran ini memiliki dua persamaan, yaitu; (1) pendekatan dua model pembelajaran ini berpusat kepada siswa (student center), dan (2) mengarahkan siswa untuk meneliti melalui untuk menyelesaikan masalah.

Sebagai model pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau menempatkan siswa sebagai subjek belajar, model pembelajaran inquiry dan discovery mengacu kepada teori belajar konstruktivisme dimana teori ini berpandangan bahwa pengetahuan seseorang dibangun atas dasar temuan atau pengalaman sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning) bagi dirinya. Pengetahuan didapatkan selain dari membaca, juga dari diskusi, wawancara, dan studi dokumentasi,

Baca juga : Pengaruh Quantum Teaching dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Hasil belajar dari konstruktivisme misalnya, ketika seseorang disiplin, dia melakukannya bukan karena di perintah guru atau atasan, bukan karena diawasi oleh petugas, atau bukan karena takut dihukum, tetapi setelah sekian lama dia belajar pada akhirnya dia menemukan makna bahwa kedisiplinan adalah sebuah keperluan karena disiplin merupakan kunci sukses dalam hidup seorang manusia.

Sebagai model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk belajar aktif, kolaboratif, dan menjadi peneliti walau dalam artian yang sederhana, model pembelajaran inquiry dan discovery mendorong siswa untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan atau mencari data melalui berbagai teknik dan instrumen, mengolah data, menganalisis data, hingga menyusun sebuah kesimpulan.

Inquiry dimaknai sebagai aktivitas penyelidikan dan atau pencarian untuk memuaskan rasa ingin tahu peserta didik. Pada metode inquiry, siswa diarahkan untuk menemukan jawaban sendiri. Siswa diberi peluang untuk mencari, meneliti, dan memecahkan masalah menggunakan teknik pemecahan masalah.

Baca juga : Kuliah Online dan Efektivitasnya Terhadap Proses Pembelajaran

Discovery dimaknai sebagai penemuan, dalam artian siswa menemukan konsep, arti, dan hubungan melalui sebuah pembelajaran yang bermakna hingga mampu menyusun sebuah kesimpulan. Discovery terjadi jika siswa terlibat langsung dalam proses menemukan konsep-konsep dan prinsip.

Sepintas memang antara model inquiry dan discovery sama, tapi untuk membedakan keduanya, terkadang disederhanakan saja. Inquiry adalah proses penyelidikan yang tidak memiliki "kewajiban" untuk menemukan sesuatu, sedangkan discovery seolah-olah memiliki target untuk menemukan sesuatu baik gagasan maupun temuan lainnya. (Yani dan Ruhimat, 2018 : 65).

Adapun sintaks atau langkah-langkah model pembelajaran inquiry dan discovery dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Sintaks Model Inquiry

Sintaks Model Discovery

  • Orientasi masalah
  • Merumuskan masalah
  • Merumuskan hipotesis
  • Mengumpulkan data
  • Menguji hipotesis
  • Merumuskan kesimpulan
  • Pemberian stimulus
  • Mengajukan pertanyaan
  • Mengumpulkan informasi
  • Mengolah data
  • Memverifikasi (pembuktian) data
  • Menggeneralisasi/Merumuskan kesimpulan

(Sumber : Yani dan Ruhimat, 2018 : 66-69 dan dimodifikasi oleh penulis).

Baca juga : Menerapkan Pembelajaran Kooperatif pada Masa Pandemi Covid 19

Model Inquiry

Uraian dari dari langkah-langkah pembelajaran inquiry dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

Contoh Materi : Tawuran Pelajar

No

Sintaks Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

1

Orientasi masalah

  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;

  • Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan, misalnya satu kelompok beranggotakan sebanyak 4 -5 orang siswa;

  • Guru menyampaikan sebuah permasalahan untuk diamati dan ditanggapi oleh siswa, misalnya kasus tawuran pelajar. Guru menyajikan sebuah berita/ gambar/ video kasus tawuran pelajar yang terjadi di daerah, lalu meminta siswa untuk mengamatinya dengan seksama.

  • Siswa menyimak penjelasan guru;

  • Siswa membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk dari guru;
  • Siswa menyimak secara seksama video berita tawuran pelajar yang diputar oleh guru.

2

Merumuskan masalah

Guru meminta siswa untuk merumuskan sejumlah pertanyaan berkaitan dengan kasus tawuran pelajar, dengan menggunakan kata "apa?""mengapa?" dan "bagaimana?" pada LK yang telah dibagikan oleh guru.

Para siswa dalam masing-masing kelompok menyusun beberapa pertanyaan dengan menggunakan kata "apa?""mengapa?" dan "bagaimana?", misalnya:

  • Apa kasus yang terjadi?
  • Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
  • Bagaimana cara mengatasinya agar kasus tersebut tidak terjadi lagi?

3

Merumuskan hipotesis

Guru meminta dan mengarahkan siswa untuk menyusun hipotesis berdasarkan masalah yang ditelaah.

Siswa menyusun hipotesis. Misalnya:

"Jika sekolah menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, maka  tawuran pelajar  dapat diminimalisasi."

4

Mengumpulkan data

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data dan informasi terkait kasus tawuran yang sering terjadi di kalangan pelajar baik dari sumber primer seperti mewawancarai pelajar yang pernah terlibat atau korban tawuran, aparat kepolisian, atau dari sumber sekunder seperti guru BK, pembina kesiswaan, koran, majalah, internet, buku, observasi ke lokasi tempat terjadinya tawuran, dll.

Para siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi dari beberapa sumber, misalnya dari internet dan buku di perpustakaan, lalu mencatatnya pada lembar kerja.

5

Menguji hipotesis

  • Guru meminta siswa untuk mengolah data dan informasi yang telah dikumpulkan dalam kelompoknya masing-masing;
  • Guru membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi;
  • Para siswa dalam kelompok menyusun, mengolah, dan menganalisis data melalui diskusi kelompok.
  • Masing-masing kelompok mengikuti arahan guru dalam melaksanakan diskusi.

6

Merumuskan kesimpulan

  • Guru mengarahkan siswa untuk menyusun temuannya dan merumuskan kesimpulan dari kasus tawuran yang sering terjadi di kalangan pelajar pada kertas plano.



  • Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk memajang hasil kerjanya di dinding kelas;

  • Guru meminta agar tiap-tiap kelompok melakukan "window shopping" kepada kelompok yang lain. Para tamu boleh bertanya, memberikan tanggapan, atau penilaian terhadap hasil karya kelompok yang dikunjunginya. Kelompok yang dikunjungi menyiapkan satu orang petugas untuk melayani para tamu yang datang;

  • Guru membimbing siswa menyusun kesimpulan dan refleksi setelah mengikuti pembelajaran;



  • Guru memberikan penguatan dari temuan-temuan dan kesimpulan tiap kelompok.
  • Masing-masing kelompok menyusun temuan dan merumuskan kesimpulan dari kasus tawuran yang sering terjadi di kalangan pelajar pada kertas plano.

  • Tiap-tiap kelompok memajang hasil karya pada dinding kelas. dibuat sejelas, serapi,  dan seindah mungkin.

  • Tiap-tiap kelompok melakukan "window shopping" kepada kelompok yang lain untuk bertanya, memberikan tanggapan, atau penilaian. Kelompok yang dikunjungi menyiapkan satu orang petugas untuk melayani para tamu yang datang.


  • Melalui bimbingan dari guru, tiap-tiap kelompok merumuskan kesimpulan dan refleksi;


  • Para siswa menyimak penguatan dari guru.

Model Discovery

Uraian dari dari langkah-langkah model pembelajaran discovery dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

Contoh materi: Fenomena kecanduan main game online.

No

Sintaks Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

1

Pemberian stimulus

  • Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan. Misalnya satu kelompok beranggotakan 4-5 orang;

  • Guru memberikan stimulus kepada siswa berupa fenomena anak, remaja, sampai orang tua kecanduan main game online sambil memperlihatkan dua hal, yaitu; (1) berita seorang remaja yang meninggal karena berhari-hari main game online, (2) berita tentang keputusan WHO yang menyatakan bahwa kecanduan main game online termasuk gangguan jiwa.
  • Guru meminta siswa membaca dengan teliti kedua berita tersebut.
  • Para siswa membagi diri dalam kelompok yang telah ditetapkan oleh guru;



  • Siswa memperhatikan atau menyimak stimulus yang diberikan oleh guru berupa fenomena anak, remaja, sampai orang tua kecanduan main game online sambil memperlihatkan dua hal, yaitu; (1) berita seorang remaja yang meninggal karena berhari-hari main game online, (2) berita tentang keputusan WHO yang menyatakan bahwa kecanduan main game online termasuk gangguan jiwa.

  • Para siswa membaca dengan teliti stimulus (berita) yang diberikan oleh guru, lalu mencatat hal-hal yang penting dari kedua berita tersebut.

2

Mengajukan pertanyaan

  • Guru meminta kelompok untuk membuat sejumah pertanyaan terkait dengan fenomena kecanduan game online pada kertas warna yang telah disiapkan lalu di tempelkan pada kertas plano;

  • Dari sekian banyak pertanyaan yang dibuat, guru meminta siswa untuk memilih beberapa pertanyaan yang paling menarik atau paling penting dijawab, misalnya sebanyak 3 pertanyaan atau lebih;

  • Masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan seputar fenomena kecanduan game online pada kertas warna yang telah disiapkan lalu di tempelkan pada kertas plano;

  • Siswa mengindentifikasi dan memilah pertanyaan yang paling menarik dan menarik dan paling penting untuk dijawab atau dibahas;

3

Mengumpulkan informasi

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dipilih oleh tiap-tiap kelompok. Berbagai informasi tersebut dikumpulkan dari internet, Koran, atau buku-buku di perpustakaan. Data-data tersebut dikumpulan atau ditulis pada kertas lembar kerja.

Masing-maisng kelompok mengumpulkan berbagai informasi sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dipilih dari berbagai sumber seperti; internet, Koran, atau buku-buku di perpustakaan.


4

Mengolah data

Guru meminta masing-masing kelompok menyusun atau mengolah data dan atau informasi yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.

Masing-masing kelompok menyusun atau mengolah data dan atau informasi yang didapatkan dari berbagai sumber.

5

Memverifikasi (pembuktian) data

  • Siswa memilah data dan informasi yang benar dan relevan dengan pertanyaan yang akan dijawab, dianalisis, lalu siswa memberikan tambahan pendapat, ilustrasi, atau contoh dari kehidupan nyata.


  • Guru meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan atau menempel temuan-temuannya pada kertas plano, lalu kertas plano  tersebut pada dinding kelas.
  • Masing-masing kelompok memilah data dan informasi yang benar dan relevan dengan pertanyaan yang akan dijawab, dianalisis, lalu siswa memberikan tambahan pendapat, ilustrasi, atau contoh dari kehidupan nyata.

  • Masing-masing kelompok  menuliskan atau menempel temuan-temuannya pada kertas plano, lalu kertas plano  tersebut pada dinding kelas.

6

Menggeneralisasi/ Merumuskan kesimpulan

  • Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain memperhatikannya serta diberikan kesempatan memberikan tanggapan;

  • Guru membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan dan refleksi dari pembelajaran yang telah diikuti;
  • Guru memberikan penguatan untuk memantapkan pemahaman siswa;

  • Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain memperhatikannya serta diberikan kesempatan memberikan tanggapan;


  • Masing-masing kelompok merumuskan kesimpulan dan refleksi dari pembelajaran yang telah diikuti.

  • Siswa menyimak penguatan yang disampaikan oleh guru.

Langkah-langkah pembelajaran di atas dapat disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang dipelajari karena karakter setiap mata pelajaran atau setiap materi pelajaran berbeda-beda. 

Oleh karena itu, pada akhirnya memang diperlukan analisis dan kreativitas guru dalam mengimplementasikan kedua model pembelajaran tersebut, karena setiap model pembelajaran disamping memiliki keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan model pembelajaran inquiry dan discovery antara lain membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif, materi pembelajaran lebih kontekstual, mendorong siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah, memberikan pengalaman belajar yang menantang kepada siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan-gagasan baru, dan mengambil hikmah dari materi yang dipelajarinya sebagai wujud pembelajaran bermakna (meaningful learning) untuk bekal hidup di masyarakat.

Adapun kelemahannya adalah memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah, sehingga pengelolaan kelas dan manajemen waktu yang baik dari seorang guru sangat diperlukan agar tidak banyak waktu yang terbuang. Wallaahu a'lam.

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Penulis Buku Strategi Pembelajaran Aktif Abad 21 dan HOTS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun