"Subhaanallaah, walhamdulillaah, walaailaahaillallaah, wallaahu akbar." Kalimat zikir tersebut begitu akrab dan identik dengan ustaz Arifin Ilham, pimpinan majelis zikir Az-Zikra Bogor.Â
Saya pertama kali mendengar untaian zikir tersebut saat beliau memimpin sebuah acara zikir di sebuah stasiun TV. Dengan suaranya yang khas, serak-serak basah, beliau dengan khusyu memimpin zikir dan memberikan tausyiah kepada para jamaah yang hadir.
Wajahnya yang ramah, santun, tutur katanya halus dan lemah lembut namun berwibawa membuat jamaah tidak kuasa meneteskan air mata saat berzikir atau berdoa bersamanya. Jamaah selalu membludak setiap ada azara zikir yang dipimpinnya.Â
Zikir menjadi ciri khas sekaligus alatnya untuk berdakwah kepada jamaah. Bukan hanya rakyat biasa, kalangan pejabat dan birokrat pun ikut hanyut dalam acara zikir yang dipimpinnya. Zikir memang bukan hanya sekadar diucapkan dengan lisan, tapi resapi dan dihayati sehingga hati menjadi tersentuh, lembut, untuk semakin mendekatkan diri dan memohon ampunan kepada-Nya.
Karakter dakwahnya yang lembut namun tegas dalam beramar ma'ruf dan nahi munkar menjadi hal yang membuat jamaah semakin mengagumi dan mengidolakannya. Setiap pendakwah memang memiliki ciri khas masing-masing.Â
Ustaz Arifin Ilham memberikan contoh bahwa berdakwah mengajak umat beramal ma'ruf dan bernahi munkar tidak harus dilakukan dengan cara yang meledak-meledak, tidak pula dengan cara menyindir-nyindir atau merendahkan orang lain, tetapi fokus kepada penyucian diri (tazkiyatun nufus) dan menghindarkan diri dari maksiat. Intinya, dakwah itu merangkul bukan memukul, mengajak bukan menghujat, dan utamanya memberi contoh teladan, bukan hanya sekedar menyampaikan dalil.
Cara berdakwahnya yang demikian itu, membuat namanya semakin populer. Wajahnya sering muncul di berbagai spanduk acara pengajian dan mengisi ceramah di berbagai stasiun TV. Jadwal ceramahnya bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga sampai ke luar negeri. Dalam perkembangannya, beliau pun menggunakan media sosial sebagai sarana dakwahnya.
Setiap tausiyah yang disampaikannya dengan lemah lembut ibarat sebuah oase di padang pasir, mampu menyejukkan dan menghilangkan dahaga di saat terik matahari. Hati saya pun bergetar setiap mendengarkan ceramahnya walau hanya melalui stasiun TV.Â
Sepanjang pengalaman saya, saya baru sekali datang langsung ke lokasi majelis Az-Zikra di Bogor tahun 2016 dan sekali berzikir bersamanya di Masjid Agung Cimahi. Dan auranya terasa sangat luar biasa.Â
Saat mengikuti zikir bersamanya secara langsung, setiap hati-hati yang keras akan menjadi lembut, setiap yang berlumuran dosa, akan menyadari kesalahannya, hingga tidak kuasa menahan jatuhnya air mata.
Dalam setiap dakwahnya, ustaz Arifin Ilham selalu mengajak kepada para jamaahnya untuk senantiasa ingat kepada Allah Swt, ingat terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan, bersegeralah memohon ampunan pada-Nya sebelum ajal memanggil, karena ampunan Allah ibarat samudera yang sangat luas, ajakan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, ajakan untuk berakhlak mulia, dan sebagainya. Intinya, banyak sekali pesan religi dan pesan-pesan kemanusiaan yang disampaikan melalui ceramah-ceramahnya tersebut.