Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pemimpin yang Bernilai adalah Pemimpin yang Berkelas

5 Mei 2019   11:12 Diperbarui: 8 Mei 2019   12:31 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin yang baik (Sumber: www.idntimes.com)

Suasana kondusif perlu dijaga oleh seorang pemimpin, di antaranya melalui gaya komunikasinya yang humanis, simpatik, dan empatik, bukan merasa sebagai pihak merasa yang lebih tinggi, ngebos, tukang perintah, tukang larang, dan mudah memvonis setiap kekurangan atau kesalahan staf. Sikap tegas berbalut bijak perlu dikedepankan dari seorang pimpinan kepada seorang bawahan.

Seorang pemimpin yang bernilai akan menjelma menjadi seorang pemimpin yang berkelas. Bukan hanya kelas ekonomi atau kelas bisnis, tetapi kelas VIP, bahkan VVIP. Dia akan ditempatkan secara istimewa di hati para stafnya, karena sang pemimpin mampu menjadi figur inspiratif dan menjadi teladan.

Ingin menjadi pemimpin yang berkelas? Jadilah pemimpin yang bernilai. Ingin menjadi pemimpin yang bernilai? Maka dia harus melayakkan dirinya menjadi seorang pemimpin yang bernilai melalui sikap, perkataan, dan perbuatannya. Sejarah akan mencatat dengan tinta emas setiap jejak langkah seorang pemimpin yang bernilai dan berkelas. Wallaahu a'lam.

Idris Apandi, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun