Kedua, buku praktik terbaik (best practice)Â inovasi pembelajaran. Guru-guru yang senang melakukan inovasi pembelajaran, selain hasilnya dibuat dalam bentuk laporan, juga ditulis dalam bentuk buku. Guru-guru yang jenuh dengan cara mengajar yang itu-itu lagi memerlukan cara, kreativitas, dan inovasi baru saat menyampaikan pembelajaran di kelas. Dan ketika ada buku best practice inovasi pembelajaran, guru-guru yang berjiwa pemelajar, meningkatkan mutu pembelajaran akan sangat berminat untuk memilikinya.
Pada buku tersebut, sampaikan langkah-langkah inovasi pembelajaran tersebut secara singkat, padat, jelas, tidak bertele-tele, dan tidak terlalu banyak mengutip teori-teori, karena pada umumnya guru ingin bacaan yang sederhana, praktis, mudah dipahami, dan menukik kepada hal yang mereka perlukan. Buku-buku tebal yang banyak kajian teorinya menurut saya kurang menarik perhatian guru, karena melihat bentuk fisiknya kadang  mereka sudah malas membaca.
Buku-buku yang berisi inovasi pembelajaran selain langkah-langkahnya dijelaskan secara praktis, disertai dengan foto dan gambar, juga alangkah baiknya disertai dengan video karena akan memudahkan guru untuk mencontoh atau melakukan hal-hal yang telah dideskripsikan di dalam buku.
Ketiga, buku-buku yang berisi pengalaman inspiratif guru. Misalnya pengalaman bertugas di daerah terpencil, daerah pedalaman, daerah rawan konflik, pengalaman menangani siswa-siswa berkebutuhan khusus, dan sebagainya. Selain itu juga buku yang berisi pengalaman seorang guru dalam mengikuti atau menjuarai perlombaan, pengalaman kesempatan belajar ke luar negeri, dan sebagainya.
Menulis buku-buku dengan karakteristik yang saya sebutkan di atas mudah-mudah susah. Mudahnya karena hal yang ditulis merupakan hal yang dialami dan dikuasai oleh sang penulis, dan susahnya adalah kadang sang penulis mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan hal yang sebenarnya telah dilakukannya. Oleh karena itu, memang perlu banyak latihan untuk menulis buku yang disajikan dengan bahasa yang "renyah" dan mudah dipahami oleh guru.
Di samping menulis buku yang sesuai dengan keperluan guru, sang penulis pun perlu melakukan berbagai upaya agar bukunya tersebut laku. Antara lain, (1) mengiklankannya di media sosial disertai dengan sinopsisnya, (2) mengirim pesan (japri) kepada orang-orang yang diperkirakan akan membutuhkan atau tertarik memiliki buku tersebut, (3) membuat resensi buku sebagai gambaran singkat isi buku dan argumen-argumen untuk menarik minat pembaca untuk memiliki buku terebut, (4) bekerja sama dengan penerbit, organisasi profesi guru, komunitas, atau organisasi lainnya untuk membedah buku tersebut, (5) meminta pembaca buku untuk membuat testimoni terhadap buku yang telah dibaca oleh mereka, (6) memberikan diskon harga buku yang dijual, dan (7) memberikan bonus bagi pembeli buku. Â
Bagi seorang penulis, meskipun menulis buku best seller tidak menjadi tujuan, tetapi ketika bukunya bisa best seller menjadi sebuah kebanggaan sekaligus dapat menambah penghasilan. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H