e. menentukan level kognitif
f. Menentukan bentuk soal dan nomor soal
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari dua jenis, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Instrumen utama penilaian sikap adalah instrumen observasi sedangkan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman menjadi instrumen penilaian pendukung. Pada penilaian sikap, diasumsikan semua peserta didik bersikap baik. Adapun ketika ada peserta didik yang memiliki sikap sangat baik atau perlu bimbingan, hal tersebut ditulis pada jurnal oleh guru. Sikap yang sangat baik, misalnya si Fulan pada hari anu tanggal sekian, jam sekian menemukan sebuah dompet di toilet sekolah, dan menyerahkannya kepada petugas piket untuk diumumkan siapa pemilik dompet tersebut. Sedangkan sikap yang perlu bimbingan, misalnya si Badu pada hari anu, tanggal sekian dan jam sekian membuang sampah sembarangan.
Penilaian sikap peserta didik oleh guru menggunakan lembar observasi dan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman dilakukan sewaktu-waktu. Penilai sikap bisa menjadi bagian dari penilaian proses, misalnya pada saat diskusi kelompok guru berkeliling dan mengamati dan aktivitas peserta didik selama diskusi berlangsung.