Hal ini perlu menjadi contoh bagi para guru bahwa mereka bukan hanya pandai menyampaikan materi di dalam kelas, tetapi juga harus membangun tradisi menulis. Apalagi saat ini digaungkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dimana salah satu programnya adalah mendorong guru untuk menulis. Tulisan-tulisan tersebut, disamping dijadikan bahan untuk mengajar, juga akan menjadi warisan akademik atau "prasasti intelektual" bagi para penulisnya.
Keenam, politisi yang mumpuni. Mohamad Surya selain sebagai guru dan akademisi, juga sebagai seorang politisi. Beliau terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mewakili Jawa Barat periode 2004-2014. Kiprahnya selama menjadi anggota DPD sangat terasa, utamanya dalam mengawal kesejahteraan, peningkatan profesi, dan perlindungan profesi guru.
Sebuah pepatah mengatakan "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan budi." Mohamad Surya telah meninggalkan banyak budi dan jasa bagi dunia pendidikan utamanya bagi para guru. Oleh karena itu, mengingat jasa-jasanya tersebut, sangat wajar jika beliau dianugerahi gelar "Pahlawan Pendidikan", "Pahlawan Guru", atau "Pahlawan Sertifikasi Guru".
Itulah sedikitnya enam pelajaran yang dapat diambil dari sosok Mohamad Surya. Tentunya masih banyak pelajaran-pelajaran lain yang dapat diambil dari sudut pandang yang lainnya. Intinya, mari jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain seperti halnya beliau. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H