Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enam Pelajaran dari Mohamad Surya

15 November 2018   06:48 Diperbarui: 15 November 2018   13:38 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hal ini perlu menjadi contoh bagi para guru bahwa mereka bukan hanya pandai menyampaikan materi di dalam kelas, tetapi juga harus membangun tradisi menulis. Apalagi saat ini digaungkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dimana salah satu programnya adalah mendorong guru untuk menulis. Tulisan-tulisan tersebut, disamping dijadikan bahan untuk mengajar, juga akan menjadi warisan akademik atau "prasasti intelektual" bagi para penulisnya.

Keenam, politisi yang mumpuni. Mohamad Surya selain sebagai guru dan akademisi, juga sebagai seorang politisi. Beliau terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mewakili Jawa Barat periode 2004-2014. Kiprahnya selama menjadi anggota DPD sangat terasa, utamanya dalam mengawal kesejahteraan, peningkatan profesi, dan perlindungan profesi guru.

Sebuah pepatah mengatakan "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan budi." Mohamad Surya telah meninggalkan banyak budi dan jasa bagi dunia pendidikan utamanya bagi para guru. Oleh karena itu, mengingat jasa-jasanya tersebut, sangat wajar jika beliau dianugerahi gelar "Pahlawan Pendidikan", "Pahlawan Guru", atau "Pahlawan Sertifikasi Guru".

Itulah sedikitnya enam pelajaran yang dapat diambil dari sosok Mohamad Surya. Tentunya masih banyak pelajaran-pelajaran lain yang dapat diambil dari sudut pandang yang lainnya. Intinya, mari jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain seperti halnya beliau. Wallaahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun