Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enam Pelajaran dari Mohamad Surya

15 November 2018   06:48 Diperbarui: 15 November 2018   13:38 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, truth atau kebenaran yang bersumber dari kebenaran agama, budaya, keilmuan, dan sebagainya yang dijadikan landasan dalam keseluruhan pikiran dan tindakan. Ketiga, compassion atau keharusan rasa, yang akan menjadi tali ikatan batin emosional antara dirinya sebagai pendidik dengan peserta didik.

Keempat, humility atau sikap rendah hati, yaitu sikap untuk secara ikhlas menjadikan dirinya semata-mata hamba Allah dan melaksanakan tugasnya semata-mata sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT. Kelima, love atau cinta kasih, sebagai fondasi hubungan pedagogis antara pendidik dan peserta didik. 

Keenam, gratitude atau bersyukur, yaitu senantiasa mensyukuri apa yang telah terjadi pada dirinya. Dan ketujuh, integration atau keutuhan diri, yang diwujudkan dalam keseluruhan perilaku sebagai cerminan keutuhan kepribadian.

Mohamad Surya adalah guru yang tidak pernah mengenal pensiun. Beliau tetap menjadi guru hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Menjadi guru adalah pilihan hidupnya, dan selamanya akan menjadi guru. Mengapa demikian? Karena guru adalah profesi yang sangat dicintainya.

Kedua, Pembelajar sepanjang hayat. Mohamad Surya telah memberikan contoh bahwa seorang manusia, apalagi seorang guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Membaca menjadi aktivitas wajib seorang guru, dan menimba ilmu dari beragam sumber. Dalam sebuah postingan yang saya baca di fan pagenya, saya membaca Beliau membuat catatan setelah membaca buku yang berjudul "Manajemen Usia di Atas 40 Tahun". Pria yang lahir di Kuningan tanggal 8 September 1941 itu pun tidak lupa meng-endorse sekaligus merekomendasikan agar buku tersebut dibaca karena isinya sangat mundel (padat dan bermanfaat).

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan, bahwa usia yang kian uzur tidak membatasinya untuk terus belajar menambah wawasan. Membaca, bagi sebagian orang justru digunakan sebagai terapi untuk menjaga tubuhnya agar tidak cepat pikun karena mata dan pikirannya terus aktif. Oleh karena itu, walau usianya sudah di atas 75 tahun, Beliau tetap fasih dan lancar dalam berbicara. 

Suaranya tetap lantang dan bersemangat ketika memberikan seminar-seminar atau kuliah umum. Hal ini tentunya harus menjadi contoh bagi generasi muda untuk terus belajar dalam rangka meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan kemampuannya, karena di tangan generasi mudalah, masa depan bangsa dan negara ini akan diwariskan.

Ketiga, bermanfaat bagi orang Lain. Sebagai seorang guru, Mohamad Surya tentunya sudah sangat banyak mengajar dan mendidik para peserta didik. Sudah sangat banyak ilmu dan pengalaman yang beliau berikan kepada para mereka. Bahkan murid-muridnya pun saat ini banyak yang sudah menjadi guru atau dosen. Penyebaran ilmu terus berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan keberkahannya akan terus dirasakan sepanjang ilmunya dimanfaatkan.

Sebagai seorang guru, Mohamad Surya telah banyak memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Bukan hanya ilmu yang disampaikannya dalam ruang kelas dan ruang seminar, tetapi tulisan-tulisannya yang tersebar pada berbagai makalah, buku, artikel di Koran dan majalah. Oleh karena itu, namanya akan tetap dikenang, dan karya-karyanya akan terus dibaca untuk menerangi dunia ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan, utamanya bagi para guru dan praktisi pendidikan.

Keempat, pemimpin dan pejuang. Mohamad Surya pernah menjadi ketua Umum PB PGRI periode 1998-2008. PGRI adalah organisasi guru terbesar di Indonesia. Menjadi seorang pemimpin sebuah organisasi profesi guru yang terbesar di Indonesia tentunya bukan hal mudah. Di pundaknya ada aspirasi-aspirasi jutaan guru yang harus diperjuangkan. Walau demikian, beliau terbukti sukses memimpin PGRI, hingga puncaknya bisa melahirkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mendorong sertifikasi yang berbuah Tunjangan Profesi Guru (TPG). Ini adalah jasa yang sangat luar biasa dari seorang Mohamad Surya yang jangan sampai dilupakan oleh para guru di Indonesia.

Kelima, Penulis Produktif. Mohamad Surya selain sebagai guru, juga dikenal sebagai seorang penulis produktif. Tulisan-tulisannya sudah banyak tersebar dalam bentuk diktat, makalah, buku, dan artikel. Bahkan bertepatan dengan pengabdiannya selama 60 tahun sebagai guru 1 November 1958 -- 1 November 2018), Beliau menerbitkan buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun