Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Spirit "Kaizen" dalam Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di Satuan Pendidikan

17 Oktober 2018   14:08 Diperbarui: 17 Oktober 2018   15:19 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini karena banyak masalah yang pada akhirnya dibebankan kepada sekolah sebagai basis pembinaan atau pencegahannya seperti peningkatan kompetensi guru, korupsi, narkoba, radikalisme, bencana, lingkungan hidup, kesehatan, dan sebagainya. Tenaga yang dimiliki oleh sekolah belum tentu menangani secara langsung, oleh karena itu perlu bermitra dengan pihak lain.

Memelihara Proses Hubungan yang Benar
Memelihara proses hubungan yang benar sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi, termasuk sekolah. Salah satu upaya membina hubungan adalah melalui komunikasi efektif antarwarga sekolah. Sekolah perlu melakukan rapat baik yang diprogramkan, misalnya sebulan sekali, briefing seminggu sekali maupun disesuaikan dengan kebutuhan.

Dengan kecanggihan perangkat teknologi saat ini, komunikasi bukan lagi masalah yang sulit. Hampir setiap orang memiliki HP atau smartphone. Grup-grup chat di WA bisa menjadi sarana efektif berkomunikasi, menyebar informasi, dan berdiskusi, dan "rapat virtual" jika rapat tatap muka sulit untuk dilakukan.

Mengembangkan Disiplin Pribadi
Sebuah pepatah bijak mengatakan "disiplin adalah kunci kesuksesan." Saya yakin semua juga setuju dengan hal tersebut, walau pada kenyataannya untuk menerapkan disiplin bukan hal yang mudah diterapkan. Diakui atau tidak, bangsa Indonesia termasuk bangsa yang tingkat disiplinnya masih rendah. Aturan dan rambu sudah dibuat, tapi masih banyak dilanggar. Mengapa? Karena manusianya yang belum disiplin dan masih rendahnya penegakkan hukum sehingga belum memberikan efek jera kepada pelaku.

Untuk masalah disiplin, bangsa Indonesia harus banyak berguru kepada negara seperti Jepang atau Korea Selatan yang terkenal dengan kedisipinan warga yang sangat tinggi. Oleh karena itu, mereka menjelma menjadi negara yang maju dan punya daya saing yang tinggi.

Disiplin memang harus dimulai dari diri sendiri. Kita tidak mungkin meminta orang lain untuk disiplin kalau diri sendiri belum disiplin. Sebuah peribahasa mengatakan bahwa "satu perbuatan lebih utama dari 1000 kata-kata." Dengan kata lain, disiplin perlu ada contoh teladan. Seorang kepala sekolah jika ingin diturut oleh anak buahnya, maka dia harus menjadi contoh teladan dalam disiplin. Begitu pun guru, harus menjadi contoh teladan bagi siswanya.  

Memberikan Informasi kepada Setiap Karyawan
Di era keterbukaan dan kecanggihan teknologi seperti saat ini, setiap informasi dapat dengan mudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Dengan adanya dunia maya, peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, dalam hitungan detik dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh netizen. Mentalitas copy-paste (copas) dan "share" semakin mempercepat laju sebuah informasi di dunia maya.

Dalam tata kelola sekolah pun, kepala sekolah perlu memberikan informasi kepada guru dan para stafnya agar dapat diketahui, dipahami, dan dilaksanakan. Grup WA sekolah menjadi sarana yang mudah untuk menyebarkan informasi. Walau demikian, perlu digarisbawahi bahwa informasi yang disebarkan sebaiknya yang ada relevansinya dengan pendidikan. jangan sampah grup WA sekolah menjadi "keranjang sampah" karena berbagai informasi masuk ke grup tersebut. grup WA sekolah bukan hanya sebatas sarana komunikasi dan informasi, tetapi juga harus menjadi sarana edukasi pada anggotanya.

Memberikan Wewenang kepada Setiap Karyawan
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi sekolah, setiap guru dan tenaga kependidikan perlu diberikan tugas dan wewenang agar tidak terjadi overlap pekerjaan. Mereka pun diberikan ruang untuk berekspresi, berinovasi, dan memperlihatkan kreativitasnya. Walau demikian, kepala sekolah tetap perlu melakukan pengawasan sekaligus pembinaan kepada mereka, agar pekerjaan yang dilakukan berada pada track yang seharusnya.

Wewenang perlu disertai dengan tanggung jawab agar wewenang yang telah diberikan tidak disalahgunakan, karena hal tersebut disamping akan menurunkan kepercayaan juga akan merusak kerja tim yang telah susah payah dibangun. Banyak organisasi yang akhirnya kurang sehat karena ada oknum yang suka menyalahgunakan wewenang. Dengan demikian, setiap anggota tim perlu memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.

Filosofi "Kaizen" mungkin masih terdengar asing dalam telinga kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan sebagai "ruh" peningkatan mutu sekolah. Oleh karena itu, perlu disosialisasikan dan dipelajari oleh mereka, karena hal ini akan sangat membantu mereka dalam membangun komitmen dalam melaksanakan SPMI, dan membangun pola pikir bahwa peningkatan mutu perlu dilakukan agar sekolah mampu mencapai visi dan misinya, kompetitif, serta mampu memenuhi 8 (delapan) SNP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun