Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SDN 200 Leuwipanjang Bandung Teladan dalam Implementasi SPMI

13 Oktober 2018   15:44 Diperbarui: 13 Oktober 2018   19:01 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat itu, sudah menjelang tengah hari, cuaca cerah, suasana sedang istirahat, saya masuk ke halaman SDN 200 Leuwipanjang Kota Bandung.  Di halaman, banyak siswa banyak yang sedang bermain. Saya pun mengontak bu Sumarni, S.Pd., salah seorang guru SDN 200 Leuwipanjang. Tak lama kemudian, ada seorang guru berkebaya merah yang keluar dari ruangan dan menyambut dengan ramah. Dan ternyata itulah bu Sumarni, karena saya sendiri baru pertama kali berkunjung ke sekolah tersebut serta pertama kali bertemu dengan dengan Beliau.

Setelah bersalaman, saya pun dibawa masuk ke ruang kepala sekolah. Di dalam ruangan saya disambut dengan ramah Bu Hj. Lilis Kania, S.Pd., M.M., kepala sekolah SDN 200 Leuwipanjang. Di sekitar ruang kepala sekolah, tampak display Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan dokumen-dokumen Standar Nasional Pendidian (SNP) yang tertata dengan rapi.

Tujuan kedatangan saya ke sekolah tersebut atas inisiatif sendiri untuk bersilaturahmi dan melihat sendiri sekolah tersebut. Sejak tahun 2016 SDN 2016 Leuwipanjang menjadi salah satu sekolah model SPMI yang didampingi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat. Tahun 2018 merupakan tahun ketiga sekolah ini menjadi sekolah model.

Berdasarkan penjelasan dari Kepala Sekolah dan bu Sumarni sebagai tim monev Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS), banyak sekali manfaat dirasakan, utamanya dalam hal membangun komitmen, kebersamaan, kesadaran dan tertib administrasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen yang ditandatangani oleh TPMPS dan semua warga sekolah menjadi pengikat secara moril dalam mengimplementasikan SPMI.

Sejak ditunjuk menjadi sekmod SPMI, tata kelola menjadi semakin baik, semakin transparan, dan semakin akuntabel. Administrasi semakin tertib. Tidak lagi dijadikan sebagai beban, tetapi sebagai sebuah tanggung jawab yang dilaksanakan dengan kesadaran, karena hal tersebut akan memudahkan guru atau sekolah ketika suatu saat diperlukan. Intinya, bagi sekolah, SPMI sangat membantu dalam mempersiapkan kegiatan akreditasi. Ketika menghadapi akreditasi, sekolah tidak perlu lagi pontang-panting menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan, tetapi cukup dirapikan dan didata ulang supaya sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam instrumen akreditasi.

Di ruang kepala sekolah yang merangkap sebagai "ruang" SPMI, saya diperlihatkan berbagai dokumen SNP sekolah, dokumen-dokumen SPMI, bulletin, news letter, best practice, daftar prestasi sekolah, dan sebagainya. Dari sekian banyak sekmod yang saya pernah saya kunjungi, saya berani mengatakan bahwa dokumen-dokumen SPMI SDN 200 Leuwipanjang paling tertib dan memiliki display yang cukup menarik sehingga sangat wajar menjadi juara 1 Ekspose Sekmod tingkat kota Bandung dan juara 1 sekmod Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Setelah berbincang-bincang di ruang kepala sekolah, saya ditemani Kepala Sekolah dan Bu Sumarni berkeliling melihat lingkungan sekolah. Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas sehingga para peserta didik nyaman untuk melakukan aktivitas luar kelas seperti berolah raga,  belajar di luar kelas, atau bermain. Sekolah ini pun sejuk dan rindang oleh pepohonan yang ada di sekitar sekolah. Di sebuah dinding ruangan, terpampang alur SPMI untuk yang bisa dibaca oleh seluruh warga sekolah dan tamu-tamu yang datang ke sekolah tersebut.

Di tembok luar ruang kelas yang lain, terpampang foto-foto yang tamu-tamu yang pernah berkunjung ke sekolah tersebut. SDN 200 Leuwipanjang, sebagai sekolah berprestasi, sekolah ini memang sering mendapatkan kunjungan peserta studi banding baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Di bagian belakang ruang kelas, berjejer keran-keran sebanyak 130 buah yang digunakan untuk kegiatan Cuci Tangan Pakai Saun (CTPS) dan sikat gigi siswa. Dari tahun 2012 s.d. 2015, sekolah ini pernah mendapatkan bantuan alat-alat cuci tangan dari sebuah LSM di Jerman bernama GIZ (Deutsche Gesselschaft fr Internationale Zusammenarbelt/ masyarakat Jerman untuk kerjasama internasional). Kini, kebutuhan untuk CTPS dan sikat gigi siswa disediakan oleh sekolah.

Selain tempat cuci tangan, juga terdapat kebun sekolah atau green house. Di dalam green house tersebut terdapat pot-pot yang ditanami berbagai jenis tanaman. Fungsinya selain untuk memperkenalkan pendidikan lingkungan hidup, juga sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Walau bukan termasuk sekolah adiwiyata, sekolah ini menata lingkungan sekolah dengan cukup baik agar tetap bersih, sehat, dan nyaman.

SDN 200 Leuwipanjang memiliki visi "Terbentuknya sekolah yang memiliki sumber daya manusia yang bertaqwa, unggul prestasi, cerdas, terampil, cinta lingkungan, berkarakter, dan berbudaya." Selain itu, juga memiliki motto RANCAGE yang merupakan singkatan dari Religius, Aktif, Normatif, Cerdas, Andal, Giat, dan Edukatif. Visi dan Motto tersebut tentunya bukan hanya sebatas indah di atas kertas, tetapi dioperasionalkan secara nyata dalam misi, tujuan, dan program sekolah. Saya melihat bahwa pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini disamping memiliki komitmen yang tinggi dalam penjaminan mutu, juga ditunjang oleh keberadaan operator sekolah yang kreatif, kompeten, disiplin, dan pekerja keras.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN 200 Leuwipanjang masih dilakukan sebanyak 2 (dua) shift, yaitu pagi  dan siang, karena keterbatasan ruang kelas. Jumlah PTK di sekolah ini sebanyak 44 orang. Sekolah ini memiliki 1080 orang siswa yang dibagi menjadi 28 rombel, sedangkan ruang kelas hanya ada 12  lokal. Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk menambah ruang kelas agar KBM bisa dilaksanakan satu shift saja. Hal ini tentunya tidak lepas juga dalam upaya sekolah ini mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Selain ruang kelas, sekolah ini juga memiliki ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, musala, WC, ruang musik, ruang komputer, rumah dinas, sanggar pramuka, ruang UKS, dan ruang PPID.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun