Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memanusiakan Suporter Sepak Bola

25 September 2018   14:19 Diperbarui: 26 September 2018   12:58 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum dewasanya sikap suporter menjadi persoalan serius dalam sepak bola Indonesia. Bukan hanya Viking dan The Jak saja yang sering bentrok, suporter tim lain pun ada yang suka bentrok atas nama fanatisme dan menjaga harga diri klub yang dibelanya. Klub memiliki kewajiban untuk membina supoternya.

Fanatisme pada dasarnya sebuah hal yang wajar, tetapi jangan sampai mengalahkan nilai-nilai kemanusiaan dan akal sehat. Usia suporter sepak bola dari anak-anak, remaja, sampai sampai dengan orang dewasa. Dan para suporter dewasa harus menjadi contoh bagi remaja dan anak-anak untuk menjadi yang suporter yang bersemangat tetapi santun.

Sepanjang sepak bola masih diwarnai kekerasan dan bentrok antarsuporter, belum menjadi olah raga yang layak dijadikan sebuah hiburan. Sebelum pertandingan dimulai, bendera "fair play" suka dibawa ke tengah lapangan untuk mengingatkan agar pertandingan berjalan dengan fair play atau sportif.

Sikap fair play seharusnya bukan hanya ditampilkan oleh para pemain, tetapi juga para suporter kedua tim yang bertanding. Persaingan hanya ada di lapangan, tetapi setelah pertandingan selesai, maka selesai juga persaingan tersebut.

Sikap saling menghargai antarsuporter tim yang lain perlu juga ditumbuhkan. Para pengurus kelompok suporter dan klub jangan bosan-bosan untuk mengingatkan para suporter untuk mengikuti pertandingan dengan tertib dan santun. Memang bukan hal yang mudah untuk mengendalikan puluhan ribu suporter di stadion, tetapi setidaknya itu adalah upaya agar semua pihak dapat menyaksikan pertandingan sepak bola dengan nyaman.

Sebanyak apapun aparat keamanan yang dikerahkan, tetap akan sulit jika para suporter belum menjadi manusia yang tertib dan mau diatur. Cukuplah Haringga menjadi korban terakhir dari perilaku oknum suporter yang tidak berperikemanusiaan. Mari jadikan kasus ini sebagai pelajaran bagi kita semua.

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun