Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kidness Boomerang, Ketika Kebaikan Akan Kembali Lagi Kepada Sang Pelaku

3 September 2018   02:35 Diperbarui: 3 September 2018   02:41 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap mau menolong. Karakter inilah yang mulai pudar di tengah kehidupan masyarakat yang semakin egois dan individualistis. Kadang mau menolong, tapi transaksional, disertai pamrih, ingin ada balas jasa. Tapi  kadang juga ada orang yang mau menolong malah dicurigai sebagai modus, karena cukup banya kejahatan diawali dengan modus menawarkan bantuan, seperti menawarkan makanan atau minuman yang telah dicampur obat bius.

Pada video tersebut ditampilkan sama sekali tidak ada modus yang menyertai sebuah pertolongan. Semuanya dilakukan dengan niat tulus. Hanya ingin menolong. Titik. Tapi Tuhan memang tidak pernah tidur. Sesuai janji-Nya, Dia akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya, walau hanya sebesar biji sawi. Semua amal tidak akan luput dari catatan-Nya. Dan balasan kebaikan tersebut bisa datang dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Memang diperlukan keyakinan dan kebulatan hati untuk mau menolong orang lain. Saya sendiri pernah merasa bimbang ketika ingin menolong orang lain, sedangkan saya sendiri dalam posisi sulit.

Di situ ada konflik batin, apakah akan menolong atau tidak? Jika dikembalikan kepada masalah keimanan, maka pertolongan kita kepada orang lain, yakinlah, ibarat boomerang, akan kembali kepada diri kita sendiri, atau kalau saya sering menganalogikan dengan melempar bola ke dinding, maka bola itu akan kembali ke kita. Walau demikian, sikap kita proporsional saja, di satu sisi kita menolong orang lain, tetapi di sisi lain, kita tidak sampai mengorbankan kebutuhan diri atau keluarga kita.

Pria yang menolong anak yang jatuh dari skateboard tidak pernah berpikir akan mendapat segelas air minum dari sang pelayan toko, tapi Tuhan yang Maha menggerakkan hati manusia mengirimkan pertolongan melaui makhluk-Nya memberikan segelas air minum ketika dia kehausan ketika sedang bekerja.

Sikap suka menolong perlu ditanamkan sejak dini. Mari latih dan biasakan anak-anak dan siswa-siswa kita untuk senang menolong orang lain walau hanya sebuah pertolongan yang sederhana. Ketika sifat suka menolong sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, maka hatinya akan peka dan ringan tangan membantu orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun