Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Karakter Melalui Penggunaan Metode Eksperimen Sosial

30 Agustus 2018   17:35 Diperbarui: 30 Agustus 2018   17:48 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pembaca mungkin pernah menonton acara reality show yang bertema tentang membantu orang yang kesusahan, orang miskin, orang yang punya hutang, atau menguji kepedulian seseorang terhadap orang lain melalui sebuah drama yang kadang memancing emosi.

Dalam acara tersebut, target yang akan diberikan bantuan biasanya diuji oleh model atau agen dengan dengan percobaan (eksperimen) sosial seperti dimintai tolong, dimarahi, atau dituding melakukan sebuah kesalahan untuk menguji kesabaran, kesungguhan, dan kejujurannya.

Baru setelah dianggap sudah lulus ujian, sang model atau agen menyampaikan bahwa dia sedang menguji sang target dan sebagai imbalannya, dia akan mendapatkan bantuan dari stasiun TV yang menyelenggarakan acara tersebut. Bentuknya bisa hutangnya dilunasi, diberi uang cash untuk dibelanjakan, atau rumahnya yang telah rusak dibedah atau diperbaiki.

Dibandingkan dengan acara-acara lain yang isinya hanya bersifat hiburan, acara reality show yang temanya membantu orang susah lebih ada manfaatnya.

Sebenarnya bukan hanya di stasiun TV, di youtube pun sudah banyak orang yang suka memosting berbagai eksperimen sosial yang dilakukannya baik yang dilakukan dengan sepengetahuan responden atau tanpa sepengetahuan responden. Walau kadang muncul anggapan bahwa eksperimen tersebut hanya sekedar iseng atau hiburan saja.

Dalam konteks pembelajaran, eksperimen dikenal sebagai salah satu metode yang digunakan oleh guru. Dalam kegiatan eksperimen, biasanya siswa diberikan tugas untuk praktek, meneliti, melakukan percobaan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, merangkai sebuah jaringan, menyusun bagian-bagian yang terpisah, dan sebagainya.

Metode eksperimen identik dengan mata pelajaran MIPA karena ketika ketika mendengar kata eksperimen yang ada dalam benak adalah percobaan di ruang laboratorium.

Eksperimen biasanya dilakukan untuk menguji sebuah dalil atau hipotesis untuk yang pada akhirnya menghasilkan sebuah kesimpulan atau produk.

Dalam perkembangannya, eksperimen tidak hanya identik dengan percobaan di ruang laboratorium, tetapi juga di luar ruang laboratorium, karena pembelajaran bukan hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas.

Sebenarnya, dalam konteks yang lebih luas, kelas bukan hanya dimaknai sebagai sebuah ruangan ukuran sekian meter kali sekian meter, tetapi kehidupan dan pergaulan di tengah-tengah masyarakat pada hakikatnya adalah sebuah kelas atau laboratorium sebagai tempat belajar untuk para peserta didik.

Oleh karenanya, ilmu-ilmu sosial atau psikologi pun dapat menggunakan metode eksprimen melalui eksperimen sosial.

Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa eksperimen sosial adalah proyek penelitian yang dilakukan dengan subyek interaksi antar manusia di dunia nyata.

Ini biasanya menyelidiki dampak dari intervensi kebijakan kepada individu, keluarga, bisnis, tingkat atau kelas, atau unit lain ke perlakuan yang berbeda serta kondisi terkendali yang mewakili status quo secara acak.  

Dalam praktek eksperimen sosial, guru memberikan tugas atau projek yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari untuk kemudian diteliti atau diperdalam oleh siswa.

Topik-topik yang menarik biasanya fenomena yang sedang tren atau berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, pembelajaran dilakukan secara kontekstual.

Para peserta didik dengan dibantu oleh guru menentukan pihak-pihak yang akan dijadikan responden, menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data, mengolah hasil penelitian, dan selanjutnya hasil penelitian dibuat dalam bentuk laporan lalu dipresentasikan.

Dalam konteks pendidikan karakter, eksperimen sosial dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan karakter seperti kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi baik dengan teman sendiri, orang tua, maupun masyarakat, sesuai dengan topik penelitiannya.

Selain itu, metode ini bermanfaat untuk menumbuhkan sifat kerja keras, sungguh-sungguh, teliti, tekun, tanggung jawab, gotong royong, dan integritas. Metode eksperimen sosial, disamping menantang juga menyenangkan.

Berdasarkan kepada hal tersebut, guru dapat mencoba metode ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran.

Dibalik kekurangan metode ini seperti persiapan yang harus matang dan terencana dengan baik, membutuhkan sarana dan dana yang lebih banyak, dan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode lainnya, penggunaan metode ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, mengasah sikap, dan mematangkan keterampilan sosial peserta didik. Wallaahu a'lam.

***

Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara LPMP Jabar, Penulis Buku Revolusi Mental Berbasis Pendidikan Karakter)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun