Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Spirit Kemerdekaan, Asian Games dan Idul Kurban

21 Agustus 2018   08:26 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:48 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SPIRIT KEMERDEKAAN, ASIAN GAMES, DAN IDUL KURBAN

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial) 

Setelah tanggal 17 Agustus 2018 bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-73, besoknya, tanggal 18 Agustus 2018, perhatian negara di kawasan Asia dan dunia pada umumnya tertuju kepada Indonesia karena Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII yang berlangsung dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 2 September 2018. 

Decak kagum mewarnai spektakulernya acara pembukaan tersebut. Lalu tanggal 22 Agustus 2018, umat Islam, termasuk umat Islam yang ada di Indonesia merayakan hari raya Iduladha atau juga disebut idul kurban. Dari ketiga momen tersebut, ada satu hal yang menjadi benang merah, yaitu sifat rela berkorban.

Pada saat perjuangan meraih kemerdekaan RI, para pejuang mengorbankan segala sesuatu yang dimilikinya. Jangankan tenaga dan harta, nyawa pun mereka korbankan untuk nusa dan bangsa, hingga Indonesia dapat meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Tidak terhitung jumlah pejuang dan rakyat yang gugur selama perjuangan melawan penjajah Belanda selama 350 tahun dan Jepang selama 3,5 tahun. Hal ini tentunya menjadi duka sekaligus kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena memiliki pahlawan yang gagah berani dan rela berjuang untuk meraih kemerdekaan.

Pasca kemerdekaan, perang bangsa Indonesia bukan lagi dengan penjajah, tetapi perang melawan kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan. Hal tersebut tentunya sama-sama memerlukan pengorbanan dari seluruh elemen bangsa. 

Dan seiring dengan perkembangan zaman, perang tidak lagi dimaknai sebagai perjuangan fisik tetapi juga perjuangan pemikiran untuk mencapai prestasi dan menegakkan keutuhan NKRI. 

Dan saat ini, ditengah maraknya penggunaan media sosial yang kadang disalahgunakan untuk menyebar fitnah dan hoax, hal tersebut juga perlu diperangi, karena sudah banyak merusak pemikiran dan suasana damai dalam masyarakat.

Saat ini para atlet Indonesia sedang berjuang mengharumkan nama bangsa dalam ajang Asian Games 2018. Sebagai tuan rumah, dukungan seluruh bangsa Indonesia menjadi energi yang luar biasa bagi para atlet yang berlaga. 

Saat tulisan ini dibuat (21/08/2018), Indonesia berada pada posisi ketiga dengan peroleh 4 medali emas, 2 medali perak, dan 2 medali perunggu. Semoga saja perolehan medali Indonesia terus  bertambah walau menghadapi persaingan yang sangat berat dari negara-negara kuat seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan. 

Bangsa Indonesia tentunya berharap para atlet dapat berprestasi. Walau demikian, kita tetap menghargai perjuangan para atlet belum berhasil mendapatkan medali.

Hari raya idul adha atau idul kurban merupakan hari yang diatarbelakangi oleh kisah Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As. Sebagaimana sudah banyak diketahui bahwa demi ketaatannya kepada perintah Allah Swt, Nabi Ibrahim As akan menyembelih Nabi Ismail As, yang kemudian diganti dengan seekor kambing.

Hal tersebut selain merefleksikan tingginya keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Sang Pencipta, juga merupakan gambaran sebuah pengorbanan yang sangat luar biasa baik dari seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya, maupun pengorbanan seorang anak yang sangat saleh, taat pada orang tua, karena mereka sadar bahwa harta, umur, termasuk anak hanya titipan dari Allah Swt. Jika Sang Pemilik menghendaki untuk mengambilnya, maka tidak akan ada yang mampu menghalanginya.

Dalam konteks kemerdekaan, idul kurban juga menggambarkan bagaimana manusia memerdekakan hatinya dari sifat takut, egois, dan tamak. Takut harta yang begitu dicintainya hilang atau berkurang. Egois atau hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak peduli terhadap kesusahan orang lain. Dan tamak karena tidak mau berbagi dengan orang lain.

Tiga sifat itu yang disadari atau tidak saat banyak bersemayam dalam diri manusia. Manusia takut tidak makan, tidak dapat hidup, takut tidak dapat keuntungan dari usahanya. Oleh karena itu dia egois, tidak mau memikirkan nasib orang lain. Contoh sederhana dapat kita perilaku masyarakat ketika berkendara di jalan raya yang tidak menaati rambu-rambu lalu lintas, rendahya budaya antri, dan sebagainya.

Sifat egois tidak dapat dipisahkan dari sifat tamak. Ibarat meminum air laut, semua ingin dimiliki walau banyak yang telah dimiliki. Sifat tamak dikuti juga oleh sifat kikir atau tidak mau kepada orang lain, karena merasa apa yang dimilikinya merupakan hasil kerja kerasnya, bukan titipan dari Sang Maha Pemberi rezeki.

Perayaan HUT RI, penyelenggaraan Asian Games, dan Idul kurban bukan hanya sekedar peritiswa biasa dan kurang memiliki arti, tetapi sangat berarti kalau bagi manusia-manusia yang berpikir. Perjuangan, pengorbanan, dan kemerdekaan adalah tiga kata yang berkaitan dengan ketiga peristiwa tersebut. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah benar-benar memahaminya dengan baik? Mari jawab oleh diri masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun