Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Asian Games dan Penguatan Pendidikan Karakter

20 Agustus 2018   10:57 Diperbarui: 20 Agustus 2018   12:27 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta olah raga negara-negara di kawasan benua Asia atau yang dikenal dengan Asian Games berlangsung di Jakarta dan Palembang mulai tanggal 18 Agustus sampai dengan 2 September 2018. 

Asian Games Jakarta dan Palembang merupakan penyelenggaraan ke-18 kali di mana pertama kalinya dilaksanakan pada tanggal 4-11 Maret 1951 di New Delhi India, diikuti oleh 11 negara  dan mempertandingkan 6 cabang olah raga. Sedangkan pada Asian Games 2018, peserta sebanyak 45 negara, memperebutkan 462 medali dari 40 cabang olah raga.

Adalah sebuah kehormatan dan kebanggan bagi bangsa Indonesia tahun ini menjadi tuan rumah Asian Games untuk yang kedua kalinya setelah menajadi tuan rumah pertama kalinya pada tahun 1962. 

Pada Asian Games kali ini, Indonesia mengerahkan 941 atlet dan 365 offisial untuk berjuang mengharumkan nama Indonesia sekaligus mencatat sejarah berprestasi sebagai tuan rumah.

Tanggal 18 Agustus 2018, upacara pembukaan Asian Games diselenggarakan di stadin GBK dengan sangat meriah dan sangat spektakuler. Ini adalah hasil karya putera dan puteri terbaik bangsa yang dipersiapkan selama 1,5 tahun. Kita sebagai bangsa Indonesia tentunya patut memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja keras mereka.

Asian Games menjadi sarana bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik. Oleh karena semua pihak yang terkait bekerja keras siang dan malam agar perhelatan Asian Games berjalan lancar dan sukses. 

Selain sukses sebagai tuan rumah, tentunya kita berharap Indonesia bisa berprestasi pada berbagai cabang olah raga yang dipertandingan dan diperlombakan. 

Minimal bisa berada pada jajaran 5 atau 10 besar karena tentunya persaingan akan sangat ketat, utamanya dengan negara-negara yang memiliki tradisi yang kuat di Asian Games seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara lainnya.

Dalam perspektif pendidikan karakter yang saat ini tengah digerakkan oleh pemerintah, Asian Games bukan hanya sekedar pesta olah raga empat tahunan tetapi juga cukup banyak nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan. 

Pertama, nasionalisme. Setiap atlet yang tampil pada ajang Asian Games tentunya merasa bangga dan terhormat mewakili negaranya. Oleh karenanya, dia akan berjuang keras agar dapat memenangkan pertandingan atau perlombaan. Dia ingin agar bendera negaranya berkibar dan lagu kebangsaannya berkumandang dipodium pemenang. Selain sebuah kebanggan, hal ini tentunya akan menambah pundi-pundi medali bagi negaranya.

Nasionalisme menjadi tenaga yang luar biasa. Dia akan mengerahkan kemampuan terbaiknya. Keringat bahkan darah yang mengucur sebagai gambaran pengorbanan bagi negaranya. Ketika seorang atlet berprestasi, maka dia akan tercatat sebagai pahlawan bagi negaranya.

 Kedua, sportivitas. Para atlet yang datang dari berbagai negara tentunya berharap untuk menang dan berprestasi. Mereka pasti akan bersaing menjadi yang terbaik. Walau demikian, ketika bertanding atau berlomba, mereka diharapkan menjunjung tinggi sportivitas, tidak menghalalkan segala cara.

Prestasi yang dicapai secara sportif akan membuat dirinya terhormat, dan negaranya pun bangga. Oleh karenanya, penggunaan doping, pengaturan skor, dan pelanggaran lainnya dilarang. Hal ini bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat dari penyelenggaraan Asian Games. Atlet-atlet yang terbukti tidak sportif akan medapatkan sanksi dari panitia atau bahkan komite olah raga, tergantung jenis dan bobot kesalahannya.

Di dalam sportivitas ada integritas. Sebuah hal yang perlu dijunjung tinggi. Dengan demikian, atlet yang sportif otomatis memiliki integritas yang tinggi. Selain sportif dalam meraih kemenangan, dia pun sportif dalam mengakui kelebihan atau keunggulan pihak lawan.

Ketiga, persahabatan. Walau ribuan atlet yang datang dari puluhan negara datang untuk berkompetisi pada puluhan cabang olah raga, tetapi satu hal yang pasti adalah tetap menjalin persahabatan. Mereka adalah duta-duta olah raga terpilih dari tiap-tiap negara. Mereka memiliki ragam bahasa dan budaya, tetapi hal ini tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menjalin persahabatan antar negara.

Hal ini sesuai dengan tema Asian Games 2018 yaitu "Energy of Asia" yang mencerminkan bahwa persahabatan harus menjadi energi negara-negara di kawasan Asia. Persahabatan bukan hanya dalam olah raga, tetapi juga dalam bidang lain, seperti ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.

Keempat, kreativitas. Upacara pembukaan Asian Games yang sangat spektakuler merupakan hasil kreativitas anak-anak negeri yang perlu mendapatkan apresiasi tinggi. Ribuan pengisi acara bisa begitu rancak dan padu. Tata cahaya dan tata musik begitu apik sehingga menghasilkan sebuah hasil yang sangat baik.

Ini semua tidak luput dari persiapan yang matang dan latihan yang keras dari semua pengisi acara. Mereka team work, bekerjasama, dan bergotong royong sehingga penampilannya bukan hanya memukau penonton di stadion tetapi juga yang menonton melalui layar televise. Bukan penonton di Indonesia, tetapi juga dunia.

Kreativitas bernilai sangat mahal. Orang yang kreatif pastinya banyak dicari dan dibutuhkan. Sosok seperti ini dapat mengubah sesuatu yang bagi orang kebanyakan tidak berguna, menjadi barang yang sangat berguna. Bisa membuat atau melakukan seuatu yang tidak atau belum pernah dipikirkan oleh orang lain.

Dalam pertandingan atau perlombaan olah raga pun diperlukan kreativitas dalam artian strategi untuk memenangkan pertandingan. Setiap atlet tentunya memiliki pelatih yang tugasnya adalah menyusun strategi yang perlu diterapkan untuk mengalahkan lawan. 

Di sinilah menariknya sebuah pertandingan atau perlombaan olah raga, yaitu adu taktik dan adu strategi. Siapa yang paling kreatif, paling bagus strateginya, dialah yang akan menjadi pemenang. Dengan catatan, taktik dan strategi yang dilakukan tidak mencederai nilai-nilai sportivitas.

Kelima, keramahtamahan. Para atlet yang datang ke Indonesia merupakan tamu-tamu yang perlu dilayani dengan sebaik-baiknya. Keluhan-keluhan terhadap pelayanan dapat ditekan seminimal mungkin. Oleh karenanya pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang daerahnya akan menjadi tempat pertandingan dan perlombaan Asian Games serius mempersiapkan diri mulai dari tempat pertandingan, tempat akomodasi, konsumsi, hingga kebersihan lingkungan.

Keramahtamahan tuan rumah terhadap para tamu yang datang disamping menjadi kepuasan penyelenggara juga menjadi kepuasan para tamu yang datang. Mereka akan memiliki kesan yang baik terhadap Indonesia. Dan ini tentunya adalah modal penting untuk mendapatkan kepercayaan dunia. 

Dampaknya bisa meningkatknya jumlah wisatawan luar negeri khususnya dari negara-negara Asia ke Indonesia. Mereka senang datang ke Indonesia sebagai sebuah negara yang ramah, bersih, dan aman. 

Dengan, demikian, mari kita jadikan perhelatan Asian Games bukan hanya sebuah ajang kompetisi tetapi juga sarana untuk menguatkan karakter. Wallaahu a'lam.

IDRIS APANDI

(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/LPMP Jawa Barat) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun