Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Manajemen Kegiatan Buka Puasa Bersama

31 Mei 2018   13:51 Diperbarui: 31 Mei 2018   14:44 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:

IDRIS APANDI

(Pemerhati Masalah Sosial)

 

Salah satu kegiatan yang dilakukan pada bulan Ramadan adalah acara buka bersama (bukber). Acara bukber saat ini menjadi tren. Acara tersebut banyak diselenggarakan oleh instansi pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, organisasi profesi, organisasi masyarakat, sekolah, perguruan tinggi, komunitas, hingga keluarga.

Tujuan acara bukber disamping untuk mengambil berkah Ramadan, juga untuk meningkatkan tali silaturahim diantara mereka. Tempatnya biasanya di rumah makan, cafe, gedung, atau tempat tertentu yang telah ditentukan.

Dan ada panitia yang ditunjuk atau bertanggung jawab mengelola acara tersebut.  Biasanya satu jam sebelum acara buka puasa, para peserta dan undangan (kalau ada) sudah berkumpul. Untuk menunggu datangnya waktu buka puasa, acara diisi dengan tadarus, tausyiah, diskusi, santunan kepada anak yatim, musik Islami, atau hanya sekedar ngobrol-ngobrol sampai datangnya azan maghrib.

Suasana pun hiruk pikuk ketika buka puasa. Makanan dan minuman yang telah disiapkan pun disantap. Memang disunnahkan untuk menyegarakan berbuka. Dan berbuka dengan yang manis-manis. Setelah buka puasa, maka dilanjutkan dengan salat magrib. Ada rumah makan menyiapkan mushola, tapi kadang kurang representatif menampung semua orang yang berbuka puasa, karena biasanya membludak.

Wudhu dan salat harus antri. Orang yang hendak salat berjamaah bergantian, berdesakan, dan kurang bisa khusyu, karena tempatnya kurang nyaman. Tapi ada rumah makan yang tidak menyediakan mushola. Ini yang membuat orang yang buka puasa bingung mencari mushola. Akibatnya, mereka mencari mushola di luar rumah makan.

Waktu dari buka puasa ke waktu Isya sangat sempit. Kadang orang yang buka puasa masih sibuk dengan acara buka puasa. Mendengar kumandang azan Isya, ada yang lanjut dengan kegiatan tarawih berjamaah, tetapi banyak juga yang langsung pulang dan akan melaksanakan tarawih di rumah masing-masing, karena di rumah makan tidak ada acara tarawih berjamaah. Itu pun bagi yang tidak malas melakukanya. Dan agendanya pun hanya buka bersama, tidak disertai dengan acara tarawih berjamaah.

Hal ini yang menurut saya hal yang perlu diperbaiki dalam manajemen acara buka puasa. Acara buka puasa diharapkan bukan hanya sekedar untuk buka puasa, tetapi ada misi religinya, yaitu tarawih berjamaah. Oleh karenanya, pihak yang berniat mengadakan acara buka bersama, perlu mempertimbangkan ketersediaan masjid, baik berada di tempat buka bersama tersebut, atau berada di tempat terdekat.

Alangkah baiknya acara buka puasa bersama satu paket dengan acara tarawih berjamaah, supaya lebih berkah. Dan tempat paling strategis menurut saya adalah buka bersama di masjid, karena mudah untuk bisa melaksanakan salat maghrib berjamaah dan dilanjut dengan salat tarawih berjamaah. Mungkin saja pengurus masjid pun utamanya masjid-masjid besar juga menyelenggarakan acara buka puasa bersama, saya kira acaranya bisa digabungkan.

Acara buka puasa bersama merupakan sebuah tradisi, bahkan menjadi gaya hidup. Kalau selama bulan Ramadan belum buka puasa bersama di luar rumah, rasanya ada yang kurang. Tak seperti buka di rumah, acara buka puasa di luar rumah, tentunya diwarnai dengan foto-foto dan memostingnya di media sosial. Mungkin hal tersebut untuk dokumentasi, informasi, atau eksistensi diri.

Menurut saya, acara buka puasa bersama sebenarnya tidak selalu identik harus melibatkan banyak orang, bertempat di rumah makan, tetapi juga bisa dilakukan di lingkungan keluarga, bergilir di rumah sanak saudara, atau juga dilaksanakan di panti sosial. Hal tersebut akan jauh lebih bermakna, karena berbuka sekaligus bersedekah kepada kaum dhuafa.

Acara buka puasa bersama perlu ditata dan dikelola dengan baik. Acara tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah pengalaman religius bagi para pesertanya. Jangan sampai yang lebih menonjol acara buka puasanya dengan segala hiruk-pikuknya. Setelah berbuka puasa, seyogiayanya dilanjutkan dengan salat maghrib berjamaah. Lalu menyempurnakan ibadah puasanya dengan salat tarawih berjamaah. Tentunya hal tersebut akan menjadi pengalaman berbuka puasa yang berkesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun