Islam dan pendidikan karakter adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Islam adalah agama yang menjadi rahmat dan keselamatan bagi seluruh alam. Islam adalah agama damai, bukan agama penebar kekerasan, seperti stigma yang diciptakan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak senang terhadap Islam.
Nabi Muhammad Saw diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dengan demikian, akhlak menjadi hal yang sangat penting dalam agama Islam. Seorang hamba yang baik di mata Allah bukan hanya orang rajin ibadah ritual tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Dengan kata lain, bukan hanya disamping pandai membina hubungan yang baik dengan Allah (hablumminallah) juga membina hubungan baik dengan sesama manusia (hablumminallah), bahkan memelihara hubungan baik dengan alam (hablumminal 'alam).
Mengapa Nabi Muhammad Saw diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia? Karena pada saat itu, masyarakat di kota Mekkah berada dalam kondisi jahiliyah alias bodoh. Kaum Quraisy menyekutukan Allah (musyrik), menyembah berhala, suka berjudi, mabuk-mabukan, berzina, suka perang, suka saling membunuh, dan tidak menghargai hak asasi manusia.Â
Dakwah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw adalah mengajak kaum Quraisy untuk beriman kepada Allah dengan segala tantangan yang dihadapinya, mulai dari cacian, makian, hinaan, penganiayaan, hingga ancaman pembunuhan dari para tokoh suku Quraisy. Walau demikian, Allah Swt memberikan perlindungan kepada Beliau dalam menjalankan dakwah.
Islam sangat menekankan pentingnya akhlak atau karakter. Mulai dari seseorang bangun sampai dengan tidur kembali, etikanya diatur, ada doa-doa yang dibaca. Tujuannya disamping sebagai wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, juga sebagai wujud bahwa hidup harus mengikuti aturan yang telah ditentukan.
Banyak ayat Alquran menekankan tentang pentingnya akhlakulkarimah atau akhlak mulia. Misalnya, orang yang terbaik di hadapan Allah adalah orang yang paling bertakwa. Keutamaan berbuat baik kepada orang lain, keutamaan sedekah, keutamaan mengendalikan emosi, keutamaan menjaga lingkungan, dan sebagainya. Begitupun pada hadits juga banyak yang menekankan tentang akhlak yang baik, mulai dari akhlak terhadap terhadap Allah Swt, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang lain, akhlak terhadap lingkungan.
Sejalan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang saat ini digulirkan Kemdikbud, nilai-nilai ajaran Islam sangat relevan dalam mendukung program tersebut. PPK digulirkan di sekolah melalui pembelajaran, pembiasaan, dan keteladanan. Bahkan PPK dibedakan lagi menjadi PPK berbasis kelas dan PPK berbasis satuan pendidikan. Walau demikian, substansinya tetap sama, yaitu ingin menanamkan dan menumbuhkan karakter positif kepada peserta didik.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam program PPK antara lain, (1) religius, (2) nasionalisme, (3) integritas, (4) mandiri, dan (5) gotong royong. Kelima nilai tersebut sangat relevan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Nilai religius erat kaitannya dengan nilai-nilai tauhid, yaitu menyembah Tuhan YME. Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah bukan hanya dalam konteks ibadah ritual seperti salat saja, tetapi juga ibadah sosial seperti berbuat baik kepada sesama manusia.
Dalam kaitannya dengan nasionalisme, para ulama menegaskan bahwa cinta tanah air sebagian daripada iman. Dengan demikian, jika bangsa Indonesia memiliki iman yang tinggi, maka harus memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, memelihara lingkungan, serta membela jika lingkungannya terancam dirusak.
Dalam kaitannya dengan integritas, Islam mengajarkan untuk berbuat jujur. Bahkan nabi Muhammad Saw dikenal dengan kejujurannya. Oleh karena itu, Beliau diberi gelar Al-Amin. Kejujuran atau dikenal juga dengan integritas adalah modal kesuksesan. Integritas adalah ketika apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan. Â Saat ini justru sangat sulit mencari sosok pemimpin yang jujur, karena banyak terjerat korupsi.
Mandiri merupakan bentuk dari seseorang yang tidak terlalu ketergantungan kepada pihak lain. Dia mau berjuang dan bekerja keras. Islam mengajarkan agar setelah selesai menyelesaikan sebuah pekerjaan, dilanjut dengan pekerjaan berikutnya, tidak banyak membuang waktu, agar waktunya benar-benar bermanfaat.
Gotong royong merupakan cermin budaya bangsa Indonesia. Islam pun mengajarkan gotong royong sebagai cermin persatuan dan kesatuan umat. Persatuan menjadi rahmat dan perpecahan menjadi musibah. Berdasarkan kepada hal tersebut, maka Islam dan Penguatan Pendidikan Karakter memiliki satu keterkaitan yang erat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H