Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Degradasi Peran Parpol Pasca Pendaftaran Kepala Daerah

11 Januari 2018   14:38 Diperbarui: 11 Januari 2018   15:51 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Tribunnews.com

Oleh karena itu, tidak heran kalau ada parpol besar yang calonnya kalah, dan sebaliknya ada parpol menengah atau kecil, bahkan calon independen yang menang.

Pada masa kampanye, walau tokoh-tokoh parpol menjadi juru kampanye, mesin  parpol dijalankan, tetapi belum tentu efektif mendongkrak elektabilitas dan popularitas calon. Popularitas calon tambah politik transaksional semakin membuat peran parpol kurang optimal mendongrak suara calon.

Masyarakat, khususnya kalangan pemilih terdidik dan berada di perkotaan merupakan calon pemilih yang kritis, tidak mudah tergiur oleh iming-iming janji. Mereka pun melakukan kontrak politik dengan para kandidat sebagai bentuk ikatan janji antara calon pemilih dengan kandidat yang maju di pilkada. 

Walau kadang, belum apa-apa masyarakat sudah meminta hal-hal yang bersifat materil, seperti minta perbaikan jalan, minta perbaikan sarana ibadah, dan sebagainya. Alasannya, karena kalau sudah jadi, belum tentu ingat  terhadap janji-janjinya.

Parpol idealnya mengajukan kader sendiri untuk maju di pilkada, tetapi pada kenyataannya, parpol seperti kekurangan kader yang memiliki nilai jual, mereka merekrut kader dadakan, asal memiliki popularitas, elektabilitas, dan tentunya memiliki modal yang kuat untuk mengikuti pilkada, karena ibarat iklan, parpol hanya sebatas memberikan "tiket" untuk mencalonkan diri, dan "selanjutnya terserah anda."

IDRIS APANDI (Pemerhati Masalah Sosial-Politik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun