GERAKAN SALAT DUHUR DAN ASAR BERJAMAAH,
BENTUK REVOLUSI MENTAL DI LPMP JAWA BARAT
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan /LPMP Jawa Barat)
Mengawali tahun baru 2018, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat melaunching program "Gerakan Salat Duhur dan Asar Berjamaah" bagi pegawainya yang beragama Islam. Gerakan ini disamping untuk mengingatkan pentingnya salat berjamaah, juga untuk melaksanakan salah satu nilai inti (core value)LPMP Jawa Barat, yaitu religius. Selian itu, hal ini juga dalam rangka memakmurkan masjid Al-Mujaddid yang megah.
Jika dikaitkan dengan konteks kebijakan pemerintahan Jokowi saat ini, dikenal dengan istilah revolusi mental, yaitu membina mental dimana salah satunya melalui kegiatan salat berjamaah. Dampak dari kegiatan tersebut, selain semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan, juga diharapkan semakin meningkatkan kebersamaan, kekeluargaan, dan silatrahim di kalangan pegawai LPMP Jawa Barat. Ketiga hal tersebut merupakan modal yang sangat penting untuk membangun organisasi yang solid.
Kalau mau jujur, sebenarnya kalau setiap muslim sadar akan keutamaan salat berjamaah, tidak perlu harus ada gerakan salat berjamaah seperti ini, tetapi mungkin karena sudah banyak yang kurang sadar terhadap keutamaan salat berjamaah, maka kepala LPMP Jawa Barat menginisiasi Gerakan Salat Berjamaah. Dan bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang dihadiri oleh segenap pimpinan dan pegawai LPMP Jawa Barat, gerakan ini pun dilaunching.
Secara teknis, gerakkan ini ditindaklanjuti dengan sosialisasi, membuat spanduk ajakan salat berjamaah, menghentikan aktivitas kerja 15 menit sebelum waktu salat tiba, dan memasang pengeras suara ke ruangan-ruangan kerja agar suara azan dapat didengar oleh pegawai yang kerja dengan harapan mereka segera bergegas untuk melaksanakan salat berjamaah ke masjid.
LPMP Jawa Barat memang memiliki masjid yang megah dan mampu menampung ratusan jamaah. Jika penggunaannya kurang dioptimalkan, maka akan sangat disayangkan. Pengurus DKM ditugaskan oleh Kepala LPMP Jawa Barat untuk menyusun berbagai program untuk memakmurkan masjid, seperti salat berjamaah, kuliah tujuh menit kultum yang biasa disebut "majelis tko", peringatan hari-hari besar Islam, dan sebagainya.
Pada awal tahun, ketika kegiatan lembaga belum banyak dilakukan di luar daerah, masjid LPMP Jawa Barat ramai oleh sebagian besar pegawai LPMP Jawa Barat yang melaksanakan salat berjamaah. Tetapi ketika, sudah banyak kegiatan ke luar daerah, maka masjid relatif sepi. Walau demikian, Alhamdulillah masih ada tamu-tamu atau peserta kegiatan yang dilaksanakan di LPMP yang salat di masjid Al-Mujaddid.
Tantangan yang dihadapi dalam memakmurkan masjid Al-Mujaddid selain pegawai yang belum sepenuhnya sadar keutamaan salat berjamaah, banyaknya pegawai yang tugas luar, juga konsistensi, masjid ramai pada saat launchingsaja, tetapi jamaah sedikit demi sedikit pasca launching. Oleh karena itu, hal yang perlu dibenahi adalah mental atau pola pikirnya.
Saat ini, upaya untuk mengajak salat berjamaah kadang bukan hal yang mudah. Tidak cukup dengan ajakan, slogan, atau iming-iming pahala 27 derajat, tetapi ada iming-iming materi. Ada kepala daerah yang memberikan hadiah atau doorprize bagi yang rajin salat berjamaah. Tahun 2014, di Bengkulu, Walikota Bengkulu menyiapkan hadiah total 20 milyar untuk hadiah bagi yang rajin salat berjamaah. Warga yang secara istikamah salat berjamaah di atas 52 kali di masjid At-Taqwa kota Bengkulu akan diberikan hadiah, mulai dari mobil, hingga haji dan umrah. Di Turki, anak-anak dan remaja yang rajin salat berjamaah diberikan hadiah sepeda. Di Saudi Arabia, pemerintah memberikan hadiah kambing bagi yang rajin salat berjamaah.
Walau salat berjamaah berhadiah banyak mengundang pro dan kontra, setidaknya hal ini adalah ikhtiar untuk memakmurkan masjid. Adapun urusan niat, Â dikembalikan kepada pelakunya, karena setiap perbuatan tergantung kepada niatnya ikhlas atau tidak? Imam Al Ghazali mengibaratkan sifat ikhlas seperti mencari semut hitam di atas batu hitam pada waktu malam hari yang gelap gulita. Walau tanpa hadiah sekalipun, tapi kalau ibadah hanya mengharapkan pujian orang lain, ibadahnya akan sia-sia.
Sebagai hal yang positif, gerakan salat berjamaah ini harus didukung oleh semua pihak, mulai dari pimpinan sampai dengan bawahan. Walau pun demikian, keberhasilan program apapun disamping memerlukan komitmen, juga memerlukan keteladanan pemimpin, karena keteladanan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Wallaahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H