Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi Salat

5 Januari 2018   13:18 Diperbarui: 5 Januari 2018   14:50 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu rukuk. Gerakan ini merupakan bentuk penghormatan makhluk kepada sang Khaliq. Coba kita perhatikan di negara Jepang. Membungkuk yang mirip gerakan rukuk merupakan cara untuk menghormati kaisar, jenderal, atasan, tamu, atau orang yang lebih tua. Kepada sesama manusia saja cara menghormatinya seperti itu, apalagi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sang Pencipta alam semesta.

Sambil rukuk, membaca bacaan "subhaana rabbiyal 'azhiimi wabihamdihi"sebanyak tiga kali, yang artinya "Maha Suci Allah Dzat yang Maha Agung." Hal ini merupakan sebuah pengakuan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak memiliki kuasa dihadapan-Nya. Harta, gelar, pangkat, dan jabatan, semuanya hanya titipan. Tidak ada yang perlu disombongkan. Bahkan nyawa yang ada pada diri manusia pun ketika suatu saat diambil, tidak dapat dihalang-halangi.

Berikutnya itidal, yang juga membaca doa yang intinya memuji kebesaran Allah, Dzat yang menguasai langit, bumi, dan semua isinya. Setelah itu, sujud sebanyak dua kali. Pada saat sujud, membaca doa "subhaana rabbiyal a'laa wabihamdihi"yang artinya"Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Tinggi.".

Sujud adalah bentuk kepasrahan, bentuk pengakuan banyak melakukan dosa, seraya memohon ampunan-Nya, dan bentuk ketidakberdayaan makhluk dihadapan Tuhan-Nya. Manusia sama sekali kecil dan lemah di hadapan-Nya. Tidak ada kekuasaan yang mampu menandingi kuasa-Nya.

Setelah sujud yang pertama, lalu duduk diantara dua sujud sambil membaca doa yang artinya : "Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku dari segala kekurangan, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan berilah aku ampunan."Hal ini menggambarkan bahwa tiada Dzat yang layak untuk dimintai tolong selain Dia. Semua kehidupan makhluk yang ada di langit dan bumi sudah ada dalam genggaman-Nya. Apa diharapkan oleh manusia, tinggal minta kepada Sang Pemilik disertai dengan menyempurnakan ikhtiar. 

Setelah itu sujud yang kedua dengan membaca doa seperti sujud yang pertama. Pada saat bersujud, nikmatilah saat-saat memohon segala sesuatu pada-Nya. Lakukanlah secara tumaninah. 

Rasakan sampai jiwa dan raga berpasrah diri kepada Dzat yang Maha Kuasa, sekaligus bersyukur  bahwa masih diberikan kesempatan untuk bersujud memohon ampunan pada-Nya, karena suatu saat nanti, di hari perhitungan, banyak yang menyesal tidak sempat bertaubat, dan meminta diberikan kesempatan untuk mengabdi pada-Nya. Dan tentunya hal tersebut tidak dapat terulang kembali. Ketika maut sudah menjemput, maka pintu taubat sudah tertutup.

Setelah dua kali sujud, berikutnya adalah tasyahud. Ada tasyahud pertama dan ada tasyahud kedua. Tasyahud pertama pada rakaat kedua, dan tasyahud kedua pada rakaat ketiga (magrib) dan keempat (duhur, asar, isya), kecuali salat subuh yang hanya satu kali tasyahud pada rakaat kedua.

Pada saat tasyahud, juga membaca doa, yang intinya pujian kepada Allah Swt., membaca dua kalimat syahadat sebagai bentuk penegasan bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah Swt., dan Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah, semoga rahmat dan keberkahan senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya seperti rahmat dan berkah yang tercurah kepada Nabi Ibrahim As. beserta keluarganya.

Setelah membaca bacaan tasyahud, dilanjutkan dengan membaca doa memohon terhindar dari azab kubur, azab api neraka, fitnah di saat masih hidup dan di saat sudah mati, serta fitnah dajjal yang suatu saat akan turun ke bumi menyesatkan manusia kepada kemusyrikan.

Betapa indahnya salat jika isinya benar-benar dipahami dan dihayati. Tentunya salat akan dilaksanakan penuh kehusyuan dan begitu dinikmati, serta tidak akan terburu-buru melakukannya. Kadang bacaan salat hanya dibaca tanpa tahu artinya, sehingga kurang menyentuh terhadap hati. Akibatnya salat dilakukan sebatas mengugurkan kewajiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun