Belum lagi pedagang obat-obatan dan pedagang alat tambal ember dan wajan yang begitu lincah bicara menawarkan dagangannya kepada setiap yang lewat. Jika ditaksir, transaksi jual beli di masjid tersebut setiap Jumat bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta, karena jamaah yang datang mencapai ribuan dan banyak yang membeli.
Saya pun mencari tukang kopi. Saya membayangkan enak sekali minum kopi. Apalagi pas Jumatan saya ngantuk. Siapa tahu setelah minum kopi, saya bisa segar kembali. Saya pun berkeliling. Ternyata cukup sulit mencari tukang kopi, tapi akhirnya saya bisa menemukannya. Lalu saya pun pesan kopi luwak. Asap yang keluar dan harumnya begitu menggoda selera.
Baru juga satu seruput, tiba-tiba HP saya berdering. Teman saya menelepon. Saya diminta segera masuk bis, karena rombongan akan segera berangkat menuju ke sebuah tempat. Saya sebenarnya berat hati untuk beranjak, karena saya baru saja menikmati kopi pesanan saya. Â Tapi apa hendak dikata, saya terpaksa meninggalkan kopi yang masih tersisa panas dan tersisa sekitar lagi.
Beberapa paragraf di atas adalah adalah sebuah tulisan atau cerita yang saya tulis berdasarkan kisah yang saya alami dengan melibatkan indera pada tubuh. Mudah bukan? Tinggal disusun secara deskriptif menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Ayo optimalkan kemampuan indera-indera tubuh Anda.Â
Sayang sekali kalau hal tersebut tidak dioptimalkan, karena indera-indera tersebut adalah anugerah Tuhan YME. Memanfaatkan indera-indera tubuh sebagai "antena" untuk mencari atau mendapatkan bahan tulisan bagi saya adalah wujud rasa syukur saya terhadap anugerah-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H