Produk Menarik
Sekolah-sekolah pada umumnya selain menampilkan berbagai display dan dokumen SPMI, banyak yang memamerkan kerajinan atau prakarya yang dibuat oleh siswa, namun ada yang menarik perhatian saya, yaitu minuman tradisional hasil karya siswa-siswi SMK 2 PGRI Cimahi. Ada tiga varian rasa, yaitu Cur Tamin rasa kunyit asam, Sabdarif dari bahan bunga rosella, dan beras kencur.
Cur Tamin sudah bersertifikat halal MUI, telah melalui uji laboratorium mikorobiologi sebuah unpas, dan izin edar (PIRT) dari Dinkes Kota Cimahi. Minuman ini dikemas dalam botol berukuran 250 ml. Selain dijual di sekolah, produk ini juga telah dijual di daerah Cimahi dan Bandung dengan harga Rp 15.000/botol. Saya pun berkesempatan mencicipi sampel minumannya. Rasanya enak dan membuat badan menjadi segar. Saya kira bisa produk ini bisa jadi produk unggulan Kota Cimahi jika benar-benar dikembangkan. Hal ini pun mendapat dukungan dari Walikota Cimahi Ajay Supriatna yang kebetulan berkunjung ke stand SMK PGRI 2 Cimahi. Ajay meminta sekolah agar menghubungi dinas terkait. Saya kira ini hal yang positif dan perlu ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.
Selain SMK PGRI 2 Cimahi, ada juga juga SMK Wiraswasta Cimahi yang memiliki produk sesuai dengan program keahlian yang mereka buka. Produk mereka dipamerkan antara lain; listrik yang bisa dihidupkan dan dimatikan (On-Off) menggunakan smartphone, running text elektronik, perangkat audio system, permesinan, dan sebagainya.
Produk-produk yang dihasilkan oleh SMK pada dasarnya sesuai dengan fungsinya, yaitu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Walau demikian, siswa-siswa SMK bukan hanya dilatih siap mencari pekerjaan dengan mengandalkan ijazah, tetapi juga dibangun jiwa wirausahanya agar mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Inovasi Pembelajaran
Selain produk-produk yang dihasilkan oleh SMK, juga ada inovasi-iovasi pebelajaran yang dipamerkan, seperti  gabar-gambar plus prakteknya yang ditampilkan oleh siswa SDN Cibabat Mandiri 1, prakarya dan alat peraga system peredaran darah yang ditampilkan oleh siswa SDN Padasuka 4 Cimahi, pohon pintar dari SMPN 5  Cimahi, dan beberapa sekolah lainnya.
Dari sekian banyak inovasi pembelajaran yang ditampilkan, menurut saya, yang paling inovatif adalah inovasi yang dihasilkan oleh SMK Wiraswasta, yaitu ulangan menggunakan model barcode, dimana siswa-siswa tidak menggunakan paper and pencil test,tetapi cukup dengan menggunakan aplikasi barcode pada smartphone. Model ini dilakukan karena secara SDM, gurunya sudah mempau merangkai sistemnya, secara infrastruktur sudah siap, dan para siswanya pun memiliki smartphone.
Bu Teti, seorang guru matematika SMK Wiraswasta menyampaikan bahwa mayoritas guru-guru SMK Wiraswasta sudah memberlakukan ulangan dengan system barcode. Dia pun menyampaikan bahwa SMK Wiraswasta adalah satu-satunya SMK di Kota Cimahi yang menggunakan ulangan dengan sistem barcode. Penasaran dengan hal tersebut, saya pun mencobanya. Dan benar saja, saya cukup mengarahkan QR Code pada HP saya ke kertas yang telah ada barcode, dan langsung muncul soal test.
Ekspose sekolah model di Kota Cimahi yang berjalan cukup meriah semoga disamping sebuah ajang bagi sekolah-sekolah model menampilan progress, karya, dan kinerjanya, juga semoga menjadi pemicu bagi sekolah-sekolah yang belum menjadi sekolah model untuk memiliki semangat dan inisiatif untuk meningkatkan mutu. Hal ini sejalan dengan komitmen pemkot Cimahi terus meningkatkan mutu pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H