PELAKSANAAN EKSPOS SEKOLAH MODEL :
SEBUAH CATATAN DARI KABUPATEN SUBANG
Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/LPMP Jawa Barat)
Pelaksanaan program Sekolah Model (sekmod) dalam rangka implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di provinsi Jawa Barat hampir mendekati titik akhir. Salah satu tahapan yang dilaksanakan oleh para sekmod adalah ekspose di Kabupaten/Kota masing-masing. Sebagaimana diketahui bahwa provinsi Jawa Barat terdiri dari 27 Kabupaten/Kota. Salah satu Kabupaten yang melaksanakan ekspose sekmod adalah Kabupaten Subang yang melaksanakan ekspose sekmod dari tanggal 13 s.d. 14 November 2017 dan bertempat di Aula SMAN 2 Subang.
Ekspose diikuti oleh 16 sekmod sebagai berikut; (1) SDN Angkasa 1, (2) SDN Binangkit, (3) SDN Ligar Manah (4) SDN Pamanukan II, (5) SDN Langensari, (6) SDN Pelita Karya, (7) SDN Soklat, (8) SDN Syeh Jamaluddin, (9) SDN Trijaya, (10) SDN Tanggulun, (11) SMPN 1 Cipeundeuy, (12) SMPN 1 Tanjung Siang, (13) SMPN 4 Subang, (14) SMPN 2 Pabuaran, (15) SMAN 1 Ciasem, dan (16) SMKN 1 Cipeundeuy.
Untuk mengefektifkan dan mengefesienkan waktu, sebelum acara dimulai, tim penilai dari LPMP yaitu Neni Rohaeni dan Rini Pepa Wiratin berkunjung dan menilai tiap stand sekmod. Ada tiga aspek yang dinilai, yaitu; (1) Kesesuaian dengan ekspose sekolah model, (2) dekorasi stand, dan (3) kemampuan penjaga stand dalam menjelaskan SPMI di sekolahnya masing-masing.
Puncak acara ekspose dilaksanakan pada tanggal 14 November 2017. Acara dimulai pukul 08.00 WIB. Rencananya acara hadiri oleh Bupati Subang, tetapi karena ada halangan, maka diwakilkan kepada Asisten Daerah (Asda) III Pemkab Subang Dr. H. Kusman Yuhana. Acara dibuka dengan sambutan dari sekelompok penari kepada para tamu undangan. Para tamu undangan dan peserta disuguhi kesenian sunda dari para siswa dari SMPN 4 Subang.
Setelah pegelaran acara tari, acara berikutnya adalah laporan sambutan-sambutan. Laporan disampaikan oleh ketua panitia Ade Cece Suriamijaya, S.Pd., M.Pd. Disambung sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Drs. H. Suarna, M.Pd., sambutan Kepala LPMP Jawa Barat yang diwakili oleh salah satu tim penilai, Â yaitu Idris Apandi, M.Pd., dan sambutan Ketua DPRD Kabupaten Subang Ir. Benny Rudiono. Dan Asda III Pemkab Subang secara resmi membuka acara.
Setelah dilaksanakan penyerahan potret sekolah model secara simbolik, acara selanjutya adalah pemaparan praktk terbaik (best practices) yang disampaikan oleh perwakilan Sekmod. Jenjang SD diwakili oleh SDN Pelita Karya, jenjang SMP diwakili oleh SMPN 1 Cipeundeuy, jenjang SMA oleh SMAN 1 Ciasem, dan jenjang SMK disampaikan oleh SMKN 1 Cipeundeuy.
Secara umum, pada paparan best practices, mereka menyampaikan bahwa  berbagai keberhasilan dan dampak positif dari pelaksanaan sekolah model. Intinya, pelaksanaan sekmod sangat membantu sekolah dalam membangun budaya mutu dalam rangka memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di satuan pendidikannya masing-masing.
Melalui kegiatan sekmod, partisipasi warga sekolah mulai terlihat. Peningkatan mutu sekolah tidak hanya bergantung pada sekelompok orang tertentu, tetapi merupakan tanggung jawab semua warga sekolah. Urusan mutu bukan lagi sesuatu yang abai untuk didiskusikan, tetapi telah menjadi bagian dari kebutuhan peningkatan kualitas dan daya saing sekolah.
Program sekmod mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi sekolah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah. Pada tahun pertama, sekmod fokus pada pemenuhan pada empat standar yang berkaitan dengan akademik, yaitu: (1) standar kelulusan, (2) standar isi, (3) stadar proses, dan (4) standar penilaian.
Setelah paparan best practicesdari perwakilan sekolah dari setiap jenjang, maka acara seremonial pun selesai. Acara berikutnya adalah kunjungan stand ekspose. Sebanyak 16 stand ekspose berukuran sekitar 2 x 3 meter berjejer di aula. Para pejabat dan tamu undangan diberikan kehormatan untuk mengunjungi stand dan diikuti oleh para undangan lainnya. Guru-guru sekolah model saling berkunjung stand. Begitu pula para siswa yang hadir pada acara tersebut.
Acara kunjung stand berjalan meriah walau sedikit terganggu oleh ruangan yang gerah dan daya listrik yang beberapa kali turun sehingga beberapa sekolah model yang telah menyiapkan video potret mutu sekolahnya tidak dapat ditayangkan. Para penunggu stand dengan ramah menerima kedatangan tamu dan dengan bangga menjelaskan setiap tahapan pelaksanaan SPMI di sekolahnya masing-masing.
Tiap-tiap stand berusaha menampilkan dekorasi dan karya terbaiknya. Selain dokumen-dokumen dan display SPMI, masing-masing stand menampilkan ciri khas, baik ciri khas Kabupaten Subang maupun ciri khas kecamatan atau pun sekolahnya. Walau sebenarnya secara langsung kurang ada kaitannya dengan pelaksanaan SPMI, tapi hal tersebut patut dihargai sebagai upaya mereka memberikan yang terbaik dalam rangka memeriahkan pameran sekmod. Ada yang memamerkan buah-buahan, kue, keripik, gorengan, lukisan, kerajinan atau prakarya hasil pengolahan dari limbah, hidroponik, karya inovatif, alat peraga, dan es krim dari bahan bayam.
Pada saat saya berkunjung dan melakukan wawancara dengan para penjaga stand, pada umumnya mereka senang sekolahnya ditunjuk sebagai sekmod, dan bangga bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekspose. Ridwan, seorang perwakilan guru dari SMPN 1 Tanjung siang mengatakan bahwa program Sekmod telah semakin memantapkan sekolahnya sebagai sekolah adiwiyata, sedangkan Deden Sumaryanto, kepala SMKN 1 Cipeundeuy menyampaikan bahwa kegiatan sekmod telah mendorong dirinya untuk menulis best practices.Setidaknya ada enam best practices yang dibuatnya dari kegiatan SPMI di sekolahnya.
Salah satu best pacticesyang dipaparkannya adalah "Implementasi Program Teaching Industry untuk Menjamin Sekolah Gratis Selama Tiga Tahun di SMKN 1 Cipeundeuy Subang Tahun 2017".Pada best practicestersebut, dia menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan sekolah untuk menggratiskan SPP bagi seluruh siswanya yang berjumlah 584 orang dengan cara mengembangkan kegiatan wirausaha pada tiap-tiap program keahlian dan kemitraan dengan dunia Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Ada enam program keahlian yang dibuka pada di SMKN 1 Cipeundeuy, yaitu (1) Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, (2) Agribisnis Ternak Unggas, (3) Tata Busana, (4) Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, (5) Multimedia, dan (6) Teknik Permesinan.
Acara ekspose sekmod juga dimeriahkan oleh hiburan. Para perwakilan siswa dari 16 sekmod peserta ekspose menampilkan kreasi seninya, mulai dari seni tari kreatif, tari jaipong, kabaret, dan sebagainya. Para penonton juga begitu antusias melihat penampilan mereka.
Sekitar pukul 14.30 acara ekspose selesai. Para peserta sekmod siap membongkar standnya masing-masing. Tampak wajah-wajah lelah terpancar tapi mereka tetap senang dapat memberikan yang terbaik pada kegiatan ekspose. Semoga kegiatan ekspose dapat meningkatkan semangat mereka untuk membangun budaya mutu secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H