Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Euforia Sekolah Model

9 Oktober 2017   18:45 Diperbarui: 9 Oktober 2017   18:49 1943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu pasal 1 ayat 4 menyatakan bahwa "Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang selanjutnya disingkat SPMI-Dikdasmen adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas kebijakan dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan."

Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa sekmod bukan proyek sesaat, tetapi sebuah mekanisme penjaminan mutu secara internal oleh sekolah sebagai upaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pandangan bahwa sekmod adalah proyek huarus diubah.

Proses penjaminan mutu dalam sebuah satuan pendidikan hanya dilakukan kalau seluruh warga sekolah menyadari pentingnya budaya mutu, karena mutu adalah gambaran kinerja dan berdampak terhadap meningkatnya daya saing sekolah di tengah semakin tingginya harapan masyarakat terhadap sekolah yang berkualitas dan persaingan antarsekolah dalam meraih kepercayaan masyarakat.

Pertanyaannya adalah bagaimana caranya membangun budaya mutu di sekolah?  pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab, tetapi intinya harus ada pembangunan dan perubahan pola pikir semua warga sekolah. Membangun mutu sekolah bukan paksaan tetapi harus menjadi kebutuhan.

Perlu ada komitmen dan visi untuk membangun budaya mutu. Urusan mutu tidak hanya diserahkan kepada sekelompok orang, tetapi semua pihak sesuai dengan tugasnya masing-masing harus ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab. Tidak ada istilah saling mengandalkan atau saling ketergantungan.  Dan hal ini memang memerlukan proses dan kesabaran dalam mewujudkannya.

Jika pola pikirnya sudah terbangun dengan baik, maka proses penjaminan akan dapat berjalan dengan baik pula. Mutu telah menjadi urusan setiap orang, bukan lagi hanya diserahkan kepada pihak tertentu. Dokumen dan administrasi sekolah bukan hanya ditata menjelang pelaksanaan akreditasi saja, tetapi memang sudah tertib administasi telah menjadi budaya.

Jika saat ini sekmod masih sebatas euforia, saya kira masih wajar karena masih tahap awal digulirkan. Perjalanan untuk melahirkan sekolah yang sadar penjaminan mutu masih jauh. Oleh karena itu, LPMP beserta Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota harus bersinergi agar program sekmod ini bisa mencapai tujuan.

Oleh: IDRIS APANDI

(Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan/LPMP Jawa Barat) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun