Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Radikalisme Pancasila

26 Juli 2017   20:25 Diperbarui: 26 Juli 2017   20:29 6042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berdasarkan kepada hal tersebut memang setiap bangsa Indonesia memang harus setia, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Walau demikian, pengalaman nilai-nilai Pancasila harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Peran pemerintah sebagai penafsir tunggal Pancasila juga berpotensi memunculkan otoriterianisme, karena ketika ada tafsir dari warga bangsa yang berbeda dengan pemerintah bisa dianggap sebagai anti Pancasila.

Walau Pancasila sebagai ideologi bangsa, bukan berarti harus dianggap sakral dan terlalu dikultuskan. Pancasila harus menjadi ideologi terbuka, dalam artian terbuka juga untuk dikritisi dalam konteks pengamalannya, karena yang saat ini menjadi masalah bukan pada nilai-nilai Pancasilanya, tetapi pada sikap dan perilaku pemimpin dan warga secara umum yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila mengajarkan kebertuhanan YME, berperikemanusiaan, menjaga persatuan dan kesatuan, musyawarah mufakat, serta berlaku adil. Pertanyaannya adalah sudahkah kelima sila Pancasila tersebut dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia? Jangan sampai Pancasila diradikalisasi dalam artian sila-silanya tidak dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh warga bangsa sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun