Kemana saja kalangan akademisi selama ini? Apakah hanya terlena dengan kesibukannya? Apakah hanya mementingkan dirinya sendiri? Pertanyaan ini bukan hanya tertuju kepada orang lain, tetapi juga tertuju kepada diri Saya sendiri, yang baru sadar pentingnya literasi setelah bergulirnya Gerakan Literasi. Oleh karena itu, sangat wajar para pegiat literasi tersebut mendapatkan kehormatan diundang oleh Presiden Joko Widodo ke istana negara beberapa waktu yang lalu.
Secara pribadi, Saya harus banyak berguru terhhadap dedikasi dan loyalitas tanpa batas yang mereka tunjukkan untuk membangun, membumikan, dan menggerakkan budaya literasi di wilayahnya masing-masing. Tidak ada formalitas, tidak ada seremonial, tidak ada kegaduhan yang mereka tunjukkan. Mereka bekerja dalam diam terus bergerak turut mencerdaskan bangsa.
Saya yakin mereka melihat budaya literasi sebagai sebuah jihad membangun bangsa, sebagai bentuk kepedulian, ada atau pun tidak ada sorot kamera kepada mereka. Ada atau tidak ada program gerakan literasi seperti saat ini. Saya yakin mereka memosisikan gerakan literasi bukan sebagai proyek yang dapat diambil keuntungan materi darinya.
Terima kasih Abah Udju dan pegiat literasi lainnya yang telah mengajarkan kepada Saya tentang nilai sebuah kepedulian, pengabdian, rela berkorban, dan tanggung jawab sebagai warga negara, serta kebermanfaatan bagi masyarakat. Hakikat bahagia bagi Abah Udju mungkin bukan bergelimangnya harta, tetapi ketika masyarakat semakin literat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H