Di abad modern ini, banyak sekali Malinkundang dengan cara dan gaya baru, walau pun mungkin tidak merasa berperilaku seperti seorang Malinkundang. Hal tersebut tentunya sangat memperihatinkan. Agama Islam memerintahkan agar setiap anak berbakti dan memuliakan orang tua, meminta doa restu untuk kesuksesannya. Dan tanpa diminta pun, sebenarnya orang tua tetap memanjatkan doa bagi anak-anaknya.
Dalam konteks pendidikan, fenomena anak durhaka kepada orang tuanya, dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, sang anak kurang mendapatkan pendidikan yang layak dan kasih sayang orang tua. Anak merasa diabaikan atau bahkan diacuhkan oleh orang tua, sehingga ada semacam perasaan ingin membalas perlakuan yang diterima tersebut. Kedua, anak mendapatkan pendidikan yang baik. Dia menjadi sosok yang cerdas secara intelektual, tetapi tidak memiliki akhlak yang baik. Akibatnya, dia menjadi sosok yang sombong, lupa diri, takabur, dan suka merendahkan orang lain, bahkan terhadap orang tuanya sendiri.
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah anak yang durhaka kepada orang tuanya adalah orang tua harus memberikan fondasi pendidikan agama yang kuat kepada anak-anaknya, membuka ruang komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, menyayanginya tidak dengan berlebihan, keinginan anak serba dituruti, menanamkan disiplin, dan sebagainya. Sang anak pun harus menanamkan dalam dirinya bahwa orang tua adalah keramat. Ridho Allah karena ridho dari kedua orang tua, begitupun murka Allah, karena murka kedua orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H