Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencari “Metamorfosis” Nabi Ibrahim dan Ismail

12 September 2016   16:58 Diperbarui: 12 September 2016   17:13 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal lain yang dimunculkan dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail adalah sikap rela berkorban, sebuah sifat yang saat ini sangat jarang ditengah semakin membudayanya sikap egois dan individualistis. Orang lebih banyak menuntut haknya dibandingkan dengan melaksanakan kewajibannya. Lebih sering bertanya apa yang bisa diberikan negara kepadanya daripada apa yang bisa diberikannya kepada negara.

Para pemimpin juga banyak yang mengatasnamakan rakyat untuk keuntungan diri dan kelompoknya. Bertindak aji mumpung, korupsi, dan memperkaya diri atau kelompoknya. Para pemimpin harus banyak berkaca kepada Nabi Ibrahim dan Ismail untuk kembali menyadarkan dirinya tentang misi seorang pemimpin dimana salah satunya adalah rela berkorban untuk kepentingan rakyat yang dipimpinnya.

Di beberapa daerah memang telah muncul pemimpin yang pro rakyat dan dicintai rakyatnya, tetapi di sisi lain, kita pun tidak dapat menutup mata banyak pemimpin yang terlibat narkoba, korupsi, dan melakukan perbuatan asusila. Semoga momentum idul adha dapat melahirkan “metamorfosis” Nabi Ibrahim AS dan Ismail untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Penulis, Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun