Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin Pekerja dan Pelayan, Belajar dari Bupati Purwakarta

9 Juli 2016   07:17 Diperbarui: 9 Juli 2016   07:40 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta. (Foto : Tempo.co)

Oleh :

IDRIS APANDI

Pemimpin memiliki peran yang sangat penting terhadap organisasi yang dipimpinnya. Karakteristik dan kinerja sebuah organisasi atau pemerintahan sangat tergantung dari karakteristik dan gaya kepemimpinan pemimpinnya. Seorang pemimpin diharapkan dapat menjadi lokomotif perubahan, pembaharu, dan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Ketika seseorang dipilih menjadi pemimpin, maka pada hakikatnya dia telah melakukan kontrak sosial atau kontrak politik dengan masyarakat yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan di daerah, kontrak politik tersebut didapatkan melalui mekanisme Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Kontrak sosial tersebut harus dihormati dan dilaksanakan oleh seorang pemimpin terpilih. Dalam konteks pemerintahan di daerah, sebagai pemegang kontrak, masyarakat melalui DPRD memiliki hak dan wewenang untuk mengawasi pelaksanaan kontrak politik tersebut.

Jabatan, kekuasaan, dan atau wewenang yang dimiliki oleh seorang Kepala Daerah pada dasarnya adalah mandat dari rakyatnya. Oleh karena itu, dia harus menggunakannya sebagai media atau sarana untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai pemberi mandat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka seorang pemimpin harus memiliki karakter sebagai pekerja dan pelayan. Paradigma pemimpin zaman feodal yaitu sebagai orang yang dilayani harus diubah karena sudah tidak relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Seorang pemimpin juga harus menjadi seorang pendengar yang baik, responsif terhadap setiap aspirasi, harapan, dan keluhan masyarakatnya. Dia harus mampu menjadikan kantornya sebagai rumah rakyat, dimana masyarakat tidak segan untuk datang padanya, dan tidak sulit ditemui oleh rakyatnya, bahkan turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakatnya. Dengan kata lain, seorang pemimpin tidak berjiwa ekslusif, tapi harus berjiwa egaliter, membumi, mau berbaur bersama masyarakat, sehingga masyarakat pun merasa tidak memiliki sekat dan hambatan protokoler dengan pemimpinnya. Model pemimpin seperti itu tentunya akan dicintai oleh rakyatnya.

Karakter kepemimpinan seperti di atas setidaknya sudah ditampilkan oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Bupati yang selalu menggunakan pakaian khas dan ikat kepala itu kiprahnya dalam bekerja melayani rakyat sudah banyak dirasakan masyarakat Kabupaten Purwakarta.

Kiprahnya tersebut bukan hanya mendapatkan sorotan pada level daerah, tetapi pada level nasional dan internasional. Meskipun Dedi adalah pemimpin di daerah, tapi beliau telah menjadi tokoh nasional. Wajahnya sudah menghiasi stasiun TV nasional dan menjadi pembicara pada acara-acara level nasional. Dan beberapa waktu yang lalu, Dedi didaulat untuk menyampaikan pidato di markas PBB. Sungguh prestasi yang sangat luar biasa.

Pelayanan Kesehatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun