Berdasarkan kisah di atas, dapat diambil pelajaran bahwa dengan kebersihan hati dan kebesaran jiwa, nabi Yusuf AS memaafkan saudara-saudaranya yang telah mendzaliminya. Kalau mau balas dendam, tentunya Nabi Yusuf yang pada saat itu sedang berkuasa, tentu dapat dengan mudah melakukannya, tetapi sebaliknya, Nabi Yusuf justru melakukan rekonsiliasi dengan saudara-saudaranya. Hal tersebut tentunya merupakan sebuah akhlak yang mulia (akhlakul karimah).
Pada momentum idul fitri ini, mari kita wujudkan rekonsiliasi, mulai dengan diri sendiri yang kadang sering menuruti hawa nafsu dibandingkan dengan suara hati nurani, dengan sesama anggota keluarga, tetangga, rekan kerja, dan siapa pun yang pernah menyakiti atau kita sakiti. Masa lalu memang tidak bisa dilupakan, tapi bisa dijadikan pelajaran menuju masa depan yang lebih baik.
Bandung, 1 Syawal 1437 H/ 6 Juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H