Oleh:
IDRIS APANDI
Hakikat dari idul fitri adalah kembali kepada kesucian (fitrah), seperti seorang bayi yang baru lahir ke dunia, sosok yang belum berdosa. Untuk mewujudkannya, tentunya memerlukan proses, dan proses itu bernama puasa, ditambah berbagai amalan ibadah, dan disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah.
Momentum idul fitri juga dimanfaatkan untuk saling memaafkan terhadap semua kesalahan. Manusia memang tempatnya kekhilafan. Sekecil apapun, manusia pasti pernah berbuat salah. Hanya manusia sombong yang merasa tidak pernah berbuat salah. Manusia baik bukanlah manusia yang tidak pernah berbuat salah, tapi ketika dia berbuat salah, dia segera sadar dan memperbaiki diri.
Maaf adaah simbol pembebasan bathin dari belenggu hati seperti rasa dendam, iri, dan dengki. Maaf juga adalah sebuah jalan menuju rekonsiliasi (ishlah)dari konflik yang mungkin sudah sekian lama terjadi. Rekonsiliasi bisa terjadi jika pihak-pihak yang berkonflik memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkannya. Artinya, tidak bertepuk sebelah tangan. Walau demikian, diminta atau tidak, memaafkan adalah sebuah perbuatan yang sangat mulia.
Berbicara tentang rekonsiliasi, kita bisa belajar dari kisah Nabi Yusuf AS. Beliau adalah anak dari Nabi Yakub AS. Sebelum diangkat menjadi Nabi, sejak kecil Yusuf telah diberikan keistimewaan oleh Allah SWT, misalnya bermimpi melihat 11 bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya.
Nabi Yakub AS sangat menyayangi Nabi Yusuf AS sehingga hal ini menimbulkan kecemburuan dari saudara-saudaranya. Mereka pun membuat pemufakatan jahat, yaitu mengajak Yusuf bermain ke hutan dan membuangnya ke sebuah sumur. Mereka berbohong kepada Nabi Yakub AS. Mereka mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan binatang buas ketika bermain ke hutan. Mendengar hal tersebut, Nabi Yakub sangat bersedih dan sangat kehilangan. Beliau terus larut dalam kesedihan sehingga matanya menjadi buta.
Allah dzat yang Maha Melindungi. Yusuf ditemukan oleh pedagang yang kebetulan mengambil air di sumur tersebut. Oleh pedagang yang menemukanya, Yusuf pun dijual kepada keluarga istana. Ketika Yusuf menginjak dewasa, dia harus mendekam dalam penjara karena difitnah telah menggoda permaesuri raja, padahal sebenarnya Yusuf lah yang menolak godaannya. Yusuf memang seorang pemuda yang memiliki wajah yang tampan, sehingga sang permaesuri pun tergila-gila padanya.
Selama di penjara, Nabi Yusuf memberikan saran kepada raja yang telah memenjarakannya sebuah konsep pembangunan ekonomi alternatif dalam rencana pembangunan ekonomi selama 14 tahun ke depan sehingga Mesir mampu menghadapi masa krisis selama tujuh tahun. Karena saran-sarannya tersebut, sang raja pun membebaskan Yusuf dan mengangkatnya menjadi pejabat kerajaan. Walau demikian, hal ini tidak Yusuf menjadi besar kepada, dia tetap low profiledan rendah hati.
Nabi Yakub dan saudara-saudaranya tidak tahu bahwa Yusuf masih hidup dan telah menjadi pejabat di kerajaan Mesir. Kesulitan ekonomi di Madyan membuat mereka meminta bantuan ke Mesir karena mendengar ada seorang pejabat yang baik hati, suka membantu orang-orang yang kesusahan, dimana pejabat itu tiada lain adalah Nabi Yusuf, saudara mereka sendiri yang telah mereka buang ke sebuah sumur.
Singkat cerita, Nabi Yusuf AS membantu mereka, dan meminta mereka ketika datang lagi ke Mesir membawa serta Nabi Yakub AS yang menderita kebutaan. Dan mereka pun membawa Nabi Yakub AS ke Mesir. Ketika bertemu dengan Nabi Yakub dan saudara-saudaranya, Nabi Yusuf belum berterus terang tentang jati dirinya. Dengan izin Allah, Nabi Yusuf AS menyembuhkan Nabi Yakub AS dari kebutaan. Setelah itu, baru Nabi Yusuf AS membuka jati dirinya kepada Nabi Yakub dan saudara-saudaranya bahwa dia masih hidup dan memaafkan semua kesalahan saudara-saudaranya.