Keempat, keinginan untuk berbagi.Setelah membaca buku, tentunya seseorang mendapatkan ilmu, dan ilmu tersebut akan semakin bermanfaat jika dibagikan kepada orang lain. Baginya, ilmu yang dibagikan kepada orang lain akan semakin menambah kebermanfaatan dan keberkahan. Ada nilai ibadah dan kepuasan dari ilmu yang dibagikan kepada orang lain.
Kelima, disiplin.Orang yang membaca buku tentunya akan disiplin menyempatkan waktu untuk membaca. Sesibuk apapun, dia akan pandai mengatur waktu untuk membaca. Baginya, membaca adalah sebuah kebutuhan sekaligus kewajiban yang harus ditunaikan. Orang yang rajin membaca biasanya memiliki target bacaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Jika dalam satu hari dia terlewat tidak membaca, maka dia akan “membayar” hutang bacaan pada hari berikutnya. Dengan membiasakan membaca, maka hidupnya akan teratur.
Keenam, kerja keras.Orang yang membaca tentunya membutuhkan kerja keras untuk melakukannya. Membaca memang bisa menggunaan metode cepat (skimming) atau metode lambat, atau membaca lembar-lembar per lembar. Untuk mengetahui gambaran umum atau bagian tertentu dari buku, apalagi waktu yang terbatas bisa dilakukan melalui skimming,tetapi jika ingin memahami secara mendalam, maka dia harus membaca lembar demi lembar, bahkan harus mengulang-ulang membacanya. Cara membaca seperti itu, tentunya memerlukan waktu dan energi yang banyak.
Ketujuh, bersyukur.Aktivitas membaca tentunya membutuhkan kesehatan yang prima. Orang yang sakit akan kurang bersemangat atau mungkin sama sekali tidak mau membaca. Boro-boro membaca, yang ada adalah tentunya ingin istirahat atau menghabiskan waktu di tempat tidur. Oleh karena itu, aktivitas membaca adalah sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap nikmat sehat yang dianugerahkan Allah SWT. Semakin banyak membaca, maka insya Allah tingkat rasa syukur pun akan semakin meningkat. Dan ketika seorang manusia banyak bersyukur, niscaya Allah akan menambah nikmatnya, antara lain badannya semakin bugar, atau matanya semakin sehat. Banyak orang tua yang belum menggunakan kaca mata justru karena matanya digunakan untuk membaca.
Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas membaca bukan hanya membuka demi lembar buku, atau hanya mendapatkan ilmu saja, tetapi ada sekian banyak pelajaran yang dapat diambil. Membaca dapat membentuk karakter atau menumbuhkan budi pekerti seorang manusia. Oleh karena itu, sudah waktunya membaca menjadi kebutuhan, kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat.
Aktivitas membaca mampu membentuk individu dan masyarakat yang haus akan ilmu pengetahuan, menghargai ilmu pengetahuan, dan ingin menyebarkan ilmu pengetahuan. Efek-efek positif seperti ini diharapkan muncul dan tumbuh subur dalam kehidupan mastarakat kita. Aktivitas membaca pun akan melahirkan manusia-manusia pembelajar, manusia pemikir, manusia peneliti, dan manusia pelaku perubahan. Ayo giatkan membaca untuk hidup yang lebih baik.
Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Pegiat Literasi.