Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa di SD Tidak Ada Tenaga Administrasi?

6 Maret 2016   11:45 Diperbarui: 6 Maret 2016   12:05 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaitan dengan kebutuhan mendesak SD terhadap TAS, maka pemerintah perlu mempertimbangkan untuk segera mengadakan rekruitmen TAS di sekolah. Dengan demikian, beban Kepala Sekolah dan guru SD akan berkurang. Kepala Sekolah bisa mengurus manajemen sekolah disamping tetap memiliki kewajiban mengajar, dan guru-guru pun bisa fokus mengajar.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008, kegiatan administrasi SD yang rombongan belajar (rombel)nya di atas enam rombel cukup dikelola oleh satu orang TAS, dengan catatan tenaganya benar-benar dioptimalkan. Tenaga administrasi di SD minimal lulusan SMK atau sederajat. Dari sekian banyak administrasi sekolah, hal yang saat ini paling sering digarap adalah Data Pokok Kependidikan (DAPODIK), BOS, dan aset sekolah. Hal itu cukup menguras tenaga dan waktu TAS yang merangkap menjadi operator sekolah. Kadang mereka bekerja sampai larut malam. Oleh karena itu, kesejahteraan TAS apalagi yang masih berstatus honorer perlu diperhatikan baik oleh sekolah maupun oleh pemerintah, karena memang perannya secara faktual sangat penting pengelolaan administrasi sekolah.

Selain itu, perlu kiranya pemerintah meningkatkan kompetensi TAS di SD dalam bentuk pelatihan atau workshop. Saat ini yang ada hanya semacam Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk kepentingan jangka pendek, seperti pelatihan pegelolaan DAPODIK, BOS, atau hal-hal yang mendesak lainnya, sementara pelatihan administrasi sekolah secara keseluruhan masih sangat jarang dilaksanakan, padahal hal itu juga diperlukan oleh TAS agar pengelolaan administrasi sekolah semakin baik. Ada kalanya sekolah diminta mengumpulkan data atau laporan secara cepat, tetapi terkendala oleh tidak adanya TAS atau data sekolah yang kurang teradministrasi atau terdokumentasi dengan baik, sehingga mengalami kesulitan. Dengan meningkatnya kompetensi TAS melaui pelatihan atau worskshop, diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada Kepala Sekolah, guru, siswa, atau mungkin tamu yang datang ke sekolah.

Penulis, Mantan staf administrasi di sebuah sekolah di Kab. Bandung Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun