Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penulis, Makhluk yang Egois

25 Desember 2015   20:45 Diperbarui: 25 Desember 2015   20:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menulis merupakan aktivitas yang membutukan konsentrasi. "][/caption]

 

 

Penulis adalah sosok yang egois. Pendapat tersebut memang bisa dikatakan ada benarnya. Ya, Saya akui dan Saya rasakan sendiri walau masih sebatas Penulis amatiran, bahwa penulis memang egois. Megapa demikian? Menulis perlu meluangkan waktu, perlu tempat dan situasi yang nyaman, perlu ketenangan, perlu konsentrasi.

Menulis butuh konsentrasi karena sang penulis harus mencurahkan idenya yang terus mengalir bak air dari otak ke jari jemarinya untuk ditulis. Kata demi kata dia tulis, kalimat demi kalimat dia susun, dan paragraf demi paragraf di gabungkan sehingga akhirnya menjadi sebuah karya tulis yang bisa dibaca banyak orang.

Penulis jangan diganggu, karena kalau diganggu, konsentrasinya bisa buyar, ide yang ada dalam pikirannya akan terhambat, tidak bisa mengalir, terinterupsi oleh gangguan tersebut. Oleh karena itu, ketika menulis, sang penulis mengurung diri di kamar atau ruang kerja, menyendiri di sebuah tempat yang sunyi, pergi ke suatu tempat yang jauh dari hiruk-pikuk, atau dia bekerja di ruangan yang banyak orang tapi dia asyik dengan kegiatannya sendiri, tidak peduli lingkungan sekitar atau orang lain.

Menurut Saya, penulis memang egois, dan terpaksa harus egois. Penulis kalau tidak egois, sulit untuk menghasilkan sebuah karya tulis, waktunya akan banyak tersita oleh hal-hal yang kurang mendukung aktivitasnya menulis. Aktivitas menulis harus disertai aktivitas membaca. Dan itu pun butuh waktu dan butuh konsentrasi. Oleh karena itu, hanya untuk menulis sebuah artikel atau makalah, buku atau sumber bacaan yang dibaca jumlahnya bisa lumayan banyak.

Penulis egois terhadap waktu, egois terhadap lingkungan, egois terhadap situasi dan kondisi. Bahkan saking egoisnya, dia egois terhadap dirinya sendiri. Secangkir kopi yang dia buat kadang hanya dicicipi beberapa teguk saja, dan setelah dibiarkan sampai kopi yang awalnya panas menjadi dingin. Ketika ide mengalir deras, dia lupa waktu, dia jam-jam duduk di depan laptop. Dia lupa bahwa dia harus makan, minum, mandi, bahkan lupa istirahat. Itulah egoisnya seorang penulis.

Karena penulis adalah sosok yang egois, maka secara sadar atau tidak sadar, dia telah berbuat tidak adil, yaitu, telah mengabaikan dirinya sendiri, sehingga kadang kesehatannya terganggu akibat kurang makan, kurang tidur, atau kurang istirahat. Ada suami, istri, anak, atau sahabat yang merasa terabaikan atau kurang diperhaikan. Atau ada pekerjaan-pekerjaan lain yang terbengkalai karena waktunya tersita oleh menulis.

Saya sendiri merasakan jika memiliki sebuah ide menulis artikel, maka harus ditulis secepat-cepatnya supaya idenya tidak cepat lupa, atau tertumpuk oleh ide yang baru, dan harus ditulis sampai dengan tuntas, jangan sampai terseling oleh pekerjaan yang lain, karena biasanya suka terbengkalai. Oleh karena itu, karena situasi kondisi, penulis terpaksa harus egois.

Pengalaman Saya dalam menulis mungkin berbeda dengan yang dialami oleh penulis yang lain. Tiap penulis mungkin punya gaya yang beda-beda. Oleh karena itu, hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sebuah generalisasi, tetapi setidaknya kecenderungannya demikian.

Manajemen Waktu

Penulis juga seorang manusia, selain sebagai individu, dia juga adalah makhluk  sosial. Dia perlu mengurus dirinya, dia perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Dia perlu menahan godaan untuk terus menulis meskipun hal tersebut butuh perjuangan. Oleh karena itu, supaya dia dia tidak menjadi yang egois, hal penting yang perlu dilakukan adalah manajemen waktu. Dia harus pandai mengelola waktu di satu sisi aktivitasnya menulis dapat terus dilaksanakan, sementara dia tetap memenuhi hak diri dan dan orang-orang di sekitarnya.

Penulis juga perlu rajin mencatat ide-ide penting supaya idenya tidak menguap begitu saja. Oleh karena itu, dia perlu membaca note untuk mencatatnya atau saat ini dengan mudah menggunakan gadget untuk mencatat hal-hal penting. Catatan-catatan penting tersebut nantinya bisa dilanjutkan pada waktu berikutnya.

Walau demikian, Saya kira orang-orang di sekitar penulis perlu memahami jika ada penulis yang lebih senang menyendiri dan tidak mau diganggu karena tuntutan pekerjaannya memang demikian. Intinya, perlu saling memahami dan saling menghargai saja. Biarkan penulis dengan hobi atau pekerjaanya, dan penulis pun perlu memperhatikan diri dan lingkungannya agar terjadi keseimbangan antara keduanya. Karya sang penulis pada akhirnya dapat dibaca oleh semua orang, dan dapat memberikan manfaat untuk yang lain. Dengan kata lain, para pembaca dapat menikmati hasil “keegoisan” sang penulis.

 

Sumber gambar:

http://jasawebinstan.com/wp-content/uploads/2012/10/menulis-artikel-untuk-blog.jpg

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun