Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Wisata Literasi

25 Desember 2015   10:14 Diperbarui: 25 Desember 2015   10:26 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Wisata Literasi dapat menjadi alternatif mengisi liburan yang produkif, berkualitas, sekaligus menyenangkan."][/caption]Pekan ini telah memasuki masa liburan sekolah, natal, dan tahun baru. Tempat-tempat wisata penuh sesak oleh pengunjung, kemacetan di jalan raya pun tidak terhindarkan disebabkan oleh tumpah ruahnya orang yang bepergian, baik hendak liburan atau pun oleh orang yang untuk merayakan natal dan tahun baru.

Jika mendengar kata liburan, kata tersebut identik dengan berkunjung ke suatu tempat wisata, tempat hiburan, berkunjung ke kampung halaman, melakukan perjalanan ke suatu tempat, atau meluangkan waktu untuk meluangkan hobi. Sebelum melakukan liburan, sejumlah hal dipersiapkan agar liburan dapat berjalan lancar dan menyenangkan, antara lain kendaraan, tiket, uang, makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.  Jauh-jauh  hari orang menabung agar dapat berlibur. Ada yang berlibur mengunjungi tempat-tempat wisata lokal, ke luar daerah, atau bagi yang berkocek tebal, mereka berlibur ke luar negeri.

Semua orang tentu mengharapkan dapat berlibur dengan aman, nyaman, dan menyenangkan. Liburan digunakan sebagai sarana untuk menyegarkan kembali badan, pikiran, dan suasana hati yang stres karena tuntutan pekerjaan, atau merekatkan suasana kekeluargaan yang renggang karena sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Diantara sekian banyak pilihan liburan, menurut Saya, ada satu jenis liburan yang disamping menghibur, berbiaya murah, dan sekaligus mencerdaskan. Liburan tersebut adalah wisata literasi. Wisata literasi merupakan sebuah wisata dimana orang yang berlibur mengisi waktunya dengan membaca dan menulis. Membaca di sini dapat diartikan membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, atau juga dapat diartikan pergi ke suatu tempat untuk mencari informasi, berkunjung ke toko buku, datang ke perpustakaan, atau “membaca” fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk kemudian dijadikan sebagai bahan tulisan. Sedangkan menulis, dapat dilakukan bukan hanya disebuah ruangan, tetapi dimanapun sepanjang nyaman digunakan untuk menulis.

Di tengah kemacetan, daripada berkeluh kesah dengan kemacetan yang parah, lebih baik digunakan untuk membaca buku, koran, atau berita dari media online. Bagi yang memiliki buku, dapat membawa dari rumah buku-buku yang cocok dibaca diperjalanan seperti buku cerpen, novel, atau buku lain yang sesuai dengan selera.

Selain membaca, mengisi kemacetan juga daat dilakukan dengan aktivitas menulis, minimal menulis status di media sosial berkaitan tentang  suasana kemacetan, info lalu lintas, atau alternatif solusi untuk mengatasi kemacetan. Jika aktivitas tersebut benar-benar dinikmati, maka kemacetan pun tidak akan terasa menyiksa.

Selain mengisi waktu kemacetan dengan membaca atau menulis, ada orang yang memang secara fokus mengisi waktunya dengan membaca dan menulis di rumah atau di sebuah tempat tertentu. Targetnya adalah selesai liburan ada sekian banyak buku yang dibaca atau sekian banyak tulisan yang berhasil ditulis. Biasanya, yang melakukannya adalah orang-orang yang memang memiliki hobi menulis atau pekerjaannya adalah seorang penulis.

Hal tersebut di atas dapat disebut sebagai wisata literasi. Orang yang yang menikmati wisata literasi akan begitu menikmati lembar demi lembar buku yang dibaca atau kata demi kata yang ditulis. Setumpuk buku referensi dijadikan sebagai teman setia mengisi waktunya.

Wisata literasi, bagi sebagian orang mungkin akan terasa membosankan, karena bagi mereka yang namanya liburan adalah menikmati waktu dengan bersenang-senang, jalan-jalan di pantai, makan-makan, nonton film di bioskop, dan sebagainya. Kalau mengisi waktu liburan dengan membaca dan menulis, bukan liburan namanya, tapi masih bekerja. Perbedaan prespektif itu mungkin saja ada.

Dalam konteks wisata literasi, orang tua dapat saja membawa anaknya untuk berkunjung ke musium, taman, atau ke toko buku, membiarkan anak-anaknya untuk mendapatkan pengetahuan baru, mengamati, atau memilih judul-judul buku yang diminatinya. Intinya, orang tua memberikan libura yang berkualitas dan bermanfaat kepada anak. Sekolah-sekolah pun bukan hanya membawa siswanya ke tempat-tempat wisata, tetapi meminta mereka untuk mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan dalam bentuk menulis laporan kegiatan.

Wisata literasi juga erat kaitannya dengan wisata edukasi, karena di dalam wisata literasi, ada nilai-nilai edukasinya. Mari kita jadikan waktu liburan ini bukan hanya sebagai sarana menghabiskan waktu, tapi liburan yang produktif, liburan yang berkualitas, liburan yang memberikan manfaat bagi kita dalam menambah pengetahuan, wawasan, atau bahkan menambah karya kita. Selamat berlibur...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun