Dalam konteks saat ini, hal tersebut disebut sebagai revolusi mental. Qiyamullail dan shalat dhuha dapat sarana revolusi mental, yaitu mengubah pola pikir, selain sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, juga sarana meningkatkan kepedulian sosial. Salah satu bentuk kepedulian sosial adalah ketika kita mendo’akan orang lain setelah shalat. Kita tidak egois hanya berdo’a untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, sahabat, guru, para pemimpin, hingga seluruh bangsa dan negara.
Semoga hal yang dilakukan oleh dosen tersebut menjadi sebuah “virus” kebaikan yang terus menyebar, dapat ditiru oleh sesama dosen, mahasiswa, atau masyarakat umum dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) dan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang semakin baik dan bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H