[caption caption="AKBP Asep Guntur, Kapolres Cianjur, contoh pemimpin muda yang inspiratif, peduli, dan memberi keteladanan membantu warga miskin. (Foto : www.detik.com)"][/caption]
Nama Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur tiba-tiba menjadi terkenal, diberitakan banyak media, menjadi bahan perbincangan netizen, dan banyak mendapat banyak pujian karena tindakan mulianya memprakarsai pembangunan rumah bagi Andun, seorang warga miskin yang kondisi rumahnya sangat tidak layak huni.
Menurut AKBP Asep Guntur, niat untuk membantu Andun adalah hal yang spontan ketika dirinya terenyuh melihat kondisi rumah Andun yang sangat tidak layak huni, sementara rumah itu ditinggal oleh dirinya, istrinya, dan tujuh orang anaknya. Jika musim hujan, atap rumahnya pun bocor.
AKBP Asep Guntur bergerak cepat untuk menggalang dana dan bantuan dari berbagai pihak untuk membangun rumah bagi Andun. Inisiatifnya tersebut mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak, sehingga pembangunan rumah bagi Andun dapat berjalan lebih cepat, yang semula direncanakan selama 45 hari, menjadi 35 hari.
Ada cerita miris dibalik pembangunan rumah bari Andun, dimana istri Andun pernah hanya memasak biji buah Kluwih (pada berita yang lain memasak batu) untuk makan, karena tidak punya beras. Keluarga Andun yang hidup sangat miskin, membuat mereka hidup sangat prihatin, dan cukup sering mendapatkan bantuan dari tetangganya.
Andun hanya salah satu potret warga miskin dari sekian banyak warga miskin di Kabupaten Cianjur. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 2,2 juta warga Cianjur, setengahnya adalah warga miskin. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk Kabupaten Cianjur penerima Jamkesmas pada tahun 2012 mencapai 950.000 orang, sedangkan untuk penerima Jamkesda mencapai 125.182. orang. Â Menurut data Badan Pusat Statistik 2010, jumlah orang miskin Cianjur tercatat 311.000 orang atau 14,37 persen dari jumlah penduduk. Â
Membaca kisah istri Andun yang memasak biji daun kluwih untuk makan, Saya teringat dengan kisah khalifah Umar bin Khattab yang pada suatu malam sedang berkeliling kampung, lalu menemukan seorang warganya yang memasak air dicampur batu untuk menenangkan anaknya yang menangis kelaparan. Melihat hal tersebut, sang khalifah yang terkenal tegas dan amanah tersebut, bergerak cepat, membawakan sendiri sekarung gandum bagi warganya tersebut.
Mendapatkan rumah baru, Andun sekeluarga sangat senang dan sangat berterima kasih kepada para donatur, khususnya kepada Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur sebagai inisiator membangunkan rumah baginya. AKBP Asep Guntur, yang notabene tugasnya sebagai seorang polisi adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap kesejahteraan warga miskin, hal yang seharusnya menjadi tugas Departemen Sosial dan Pemerintah Daerah.
Tindakan AKBP Asep Guntur menjadi  oase di tengah kurang baiknya citra Polri di tengah masyarakat. Dari sekian banyak oknum polisi yang kurang baik, ternyata ada polisi yang berhati malaikat. AKBP Guntur dapat diibaratkan khalifah Umar bin Khattab masa kini, seorang pemimpin yang sangat peduli dan melayani masyarakat.
Keteladanan seperti yang dimunculkan AKBP Asep Guntur adalah karakter pemimpin muda yang diharapkan banyak lahir di tengah kondisi negeri yang sedang mengalami krisis keteladanan pemimpin. Walaupun bukan seorang Kepala Daerah, AKBP Asep Guntur menambah daftar pemimimpin yang inspiratif selain Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Bogor Bima Arya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Bupati Batang Yoyok Sudibyo.
Hal yang dilakukan oleh AKBP Asep Guntur adalah bukti nyata revolusi mental. Sebagai pemimpin muda, Beliau telah menunjukkan beberapa karakter kepemimpinan, seperti kepeloporan, kepedulian, tanggung jawab, kesederhanaan, dan keteladanan sehingga dapat memberikan inspirasi bagi yang lain.
Bentuk kepedulian bukan hanya sebatas wacana, tetapi melalui aksi nyata. Anies Baswedan pernah mengatakan bahwa saat ini yang dibutuhkan bukan hanya urun angan (sumbangan pemikiran) tetapi turun tangan (aksi nyata). Berbuat baik atau membantu orang lain tidak dibatasi oleh tupoksi, atau beralasan bukan tanggung jawab dan wewenangnya sehingga berpangku tangan, tetapi melakukan apa yang bisa dilakukan, meskipun sebuah hal yang kecil sekalipun. Mari bergerak, berbuat, dan menjadi bagian dari perubahan seperti yang dilakukan AKBP Asep Guntur, Sang Kapores Cianjur.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H