Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya Malu Jadi Bangsa Indonesia

17 Agustus 2015   11:38 Diperbarui: 17 Agustus 2015   11:45 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Tema HUT RI Ke-70 adalah "Ayo Kerja""][/caption]

 

17 Agustus 2015, bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan RI ke-70 tahun. Bendera merah putih berkibar di seluruh penjuru negeri. Semua bangsa Indonesia tentunya menyambut dengan suka cita dan gembira peringatan hari kemerdekaan tersebut. Seperti biasa, peringatan HUT RI diisi dengan upacara bendera, berbagai kegiatan lomba, hiburan rakyat, ziarah ke makam pahlawan, dan sebagainya.

Dibalik segala kegembiraan dan semarak acara menyambut peringatan HUT RI, Saya mencoba berkontemplasi. Hasil dari kontemplasi itu adalah saya merasa MALU. MALU menjadi anak bangsa yang belum bisa mengisi kemerdekaan sebagai amanat dari para pendiri bangsa. MALU menjadi anak bangsa yang hanya baru bisa menikmati nikmat kemerdekaan tapi suka lupa mensyukurinya.

MALU menjadi anak bangsa hanya menjadi benalu dan menjadi beban negara. MALU menjadi anak bangsa yang hanya bisa mengeluh terhadap kesulitan yang dihadapi bangsa dan negara. MALU, menjadi anak bangsa yang hanya bisa menyalahkan atau menghujat ketika muncul suatu permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara, tanpa bisa memberikan solusi. MALU menjadi anak bangsa yang hanya bisa berwacana, tapi tidak pernah berbuat secara nyata. MALU menjadi anak bangsa yang bisa menuntut menerima sesuatu dari negara, tanpa pernah berpikir memberikan sesuatu yang berarti bagi negara.

MALU menjadi generasi bangsa yang menjadikan korupsi sebagai hobi, hura-hura dan hedonisme sebagai gaya hidup. MALU menjadi anak bangsa yang suka merusak lingkungan dan mengeruk kekayaan alam tanpa batas. MALU menjadi anak bangsa yang suka gontok-gontokan hanya gara-gara perbedaan pendapat atau perbedaan pilihan politik. MALU menjadi anak bangsa yang maunya menang sendiri, egois, belum mampu bersikap toleran, menghormati orang lain, dan bijaksana.

MALU menjadi anak bangsa yang malas belajar dan bekerja keras. MALU menjadi anak bangsa yang sukanya hanya menjadi pengekor budaya bangsa lain yang justru merusak kepribadian bangsa sendiri. MALU hanya menjadi anak bangsa yang hanya bisa menjadi pemakai barang-barang buatan luar negeri, tanpa bisa berkreasi sendiri. MALU karena merasa bangga menggunakan barang-barang import, dan kurang percaya diri menggunakan barang-barang buatan dalam negeri.

Saya merasa MALU. Oleh kerana itu, Saya tidak mau disebut tidak tahu MALU. Saya tidak ingin terus tinggal diam. Sebagai anak bangsa, Saya harus bergerak, berbuat, bekerja, dan berkarya untuk Indonesia.  Saya harus meneruskan cita-cita dan amanat para pendiri bangsa dan negara.

Kemerdekaan negara ini tanggal 17 Agustus 1945 tidak didapatkan secara cuma-cuma. Kemerdekaan ini didapatkan melalui perjuangan yang sangat berat. Kemerdekaan ini diraih dengan pengorbanan harta, linangan air mata, keringat, darah, bahkan nyawa. Sungguh sangat besar jasa-jasa para pejuang yang tanpa pamrih merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda dan Jepang.

Kita akan termasuk penerus bangsa yang durhaka manakala negara dan bangsa ini kita rusak sendiri dengan korupsi dan keserakahan. Hukum tidak tegak karena dipermainkan oleh para mafia. Hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Pembangunan dilakukan tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan. Hutan ditebang tanpa reboisasi, lingkungan hidup terus dirusak atas nama pembangunan yang diwarnai keserakahan. Dan kekayaan bangsa Indonesia terus dikeruk dan dijual kepada pihak asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun