Ketika Saya tanya mengapa mereka berdua mau menyerahkan dompet itu kepada Saya, Bentang, menjawab bahwa hal ini dilatarbelakangi oleh rasa kasihan karena dia sendiri pernah punya pengalaman hilang dompet. Dompetnya ditemukan oleh temannya, tapi sudah tidak utuh. Berdasarkan kepada hal tersebut, Bentang sudah menerapkan sikap empati terhadap penderitaan atau kesusahan orang lain. Sebuah sikap yang sangat mulia ditengah kondisi zaman yang sudah semakin individualistis.
Di tengah-tengah sulitnya mencari orang jujur dan berbuat baik tanpa pamrih, masih ada orang pemuda seperti Bentang dan Dendi. Di Indonesia, cukup jarang ada dompet yang hilang lalu bisa kembali kepada pemiliknya dalam keadaan utuh. Kebanyakan uangnya diambil dan dompetnya dibuang oleh yang menemukannya. Berbeda dengan di negara seperti Jepang dan Korea Selatan dimana kalau ada barang yang hilang dan ditemukan, biasanya diserahkan ke pos polisi terdekat oleh orang menemukannya dalam keadaan utuh.
Nilai kejujuran telah dipraktekkan oleh Bentang dan Dendi. Mereka bukan pejabat atau birokrat. Mereka hanya warga biasa yang ingin berbuat bagi bangsa dan negara ini. Saya secara pribadi dan umumnya para pemimpin dan masyarakat harus belajar dari kejujuran mereka berdua. Terima kasih Bentang dan Dendi. Tindakan kalian sangat luar biasa. Semoga kebaikan kalian mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin Yra....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H