Nilai-nilai yang ada pada diri seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja berpengaruh terhadap setiap keputusan yang diambil. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dari pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusan tersebut. Sebagai contoh, ketika seorang guru sudah kehilangan idealismenya dan mementingkan kepentingan pribadi maka dalam pengambilan keputusan bukan tidak mungkin guru akan lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada tanggung jawabnya sebagai seorang guru untuk mendidik anak-anak. Di sisi lain, jika seorang guru tetap memegang teguh nilai kejujuran, maka pengambilan keputusan akan tetap berpegang teguh pada keyakinan dan memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Â
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam mengambil keputusan, hal yang bisa lakukan adalah berdiskusi dan berkolaborasi dengan pihak lain agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bisa memberikan solusi bagi semua pihak. Dalam proses kolaborasi dan diskusi tersebut, proses coaching tentunya sangat bermanfaat dan memberikan dampak yang luar biasa. Pengambilan keputusan tentunya didasarkan atas permasalahan yang timbul. Untuk mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi, proses coaching dengan langkah TIRTA dapat membantu menemukan ide-ide, gagasan dan solusi dari permasalahan tersebut. Jika dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keptusan, tentunya proses coaching diharapkan dapat memberikan sebuah keputusan yang bisa memberikan solusi terbaik bagi semua pihak. Sebagai contoh, saat murid mengalami sebuah permasalahan, dengan proses coaching TIRTA yang tepat, murid tersebut akan merasa nyaman dalam menjelaskan permasalahan yang dihadapi, dan tentunya murid tersebut juga akan mampu mengungkapkan apa yang diinginkan. Dari permaslahan tersebut, kita dapat membuat keputusan berdasarkan 9 langkah pengambilan keputusan yang nantinya keputusan tersebut akan berpihak pada murid dengan tetap mengoptimalkan potensi yang dimiliki.Â
 Â
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional nya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam pengambilan keputusan terutama untuk kasus dilema etika, diperlukan penguasaan dan pengelolaan aspek sosial emosional. Guru yang memiliki kematangan aspek sosial emosional tentunya memiliki pemikiran yang luas dan bijak dalam setiap pengambilan keputusan. Kompetensi sosial emosional meliputi kesadaran diri, pengelolaan diri, kemampuan berelasi dan kesadaran sosial dapat kita gunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh mengambil keputusan dalam kondisi emosi yang stabil tentunya akan sangat berbeda dengan mengambil keputusan saat emosi tidak terkontrol. Begitu juga dengan keterampilan berelasi dan kesadaran sosial. Saat kita mampu membangun relasi yang baik dengan pihak-pihak terkait serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi, keputusan yang diambil akan bisa bermanfaat bagi orang banyak dan bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam pengambilan keputusan, diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ditimbulkan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.
Â
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!